Bjorka Disebut Mahfud MD Bukan Hacker Ahli, Pakar Bilang Begini

Tim - detikInet
Rabu, 14 Sep 2022 12:40 WIB
Foto: Menko Polhukam Mahfud Md hingga Menkominfo Johnny G Plate (Silvia Ng/detikcom)
Jakarta -

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut kalau hacker Bjorka tak punya keahlian membobol yang hebat dan bersikukuh kalau data yang dibocorkan ini adalah data publik yang mudah didapat.

Dalam konferensi persnya bersama Kepala BSSN Hinsa Siburian, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menkominfo Johnny G. Plate, dan Kepala BIN Budi Gunawan ia pun menyebut motif serangan Bjorka ini beragam, dari mulai politik sampai ekonomi.

"Sehingga motif seperti itu sebenarnya tidak terlalu membahayakan. Bahkan, dari kesimpulan tadi, apa yang disebut Bjorka ini tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sulit," ungkap Mahfud MD.

"Hanya ingin memberitahu kepada kita, menurut persepsi baik kita, ingin memberitahu kita harus hati-hati, kita bisa dibobol dan sebagainya. Tapi sampai saat ini, tidak," tambahnya.

Namun menurut pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya, saat membicarakan kebocoran data, yang penting bukanlah membandingkan kecanggihan dari si hacker. Namun bagaimana data yang dicuri itu bisa dieksploitasi.

"Kita disini kan bukan bicara hacker ngadu jago. Di atas langit pasti ada langit. Yang menjadi masalah adalah bagaimana data dieksploitasi. Bukan sistem canggih mana yang diretas," jelas Alfons saat dihubungi detikINET.

Alfons mencontohkan, dari data-data yang menurut Mahfud itu biasa-biasa saja, bisa membuat Muhaimin Iskandar sampai menonaktifkan WA-nya.

"Dan terbukti hanya berbekal data yg dikatakan biasa-biasa saja Cak Imin (Muhaimin Iskandar) sampai harus non-aktif dari WA nya. Tanyakan ke Cak Imin apakah ini serius atau tidak. Jelas mengganggu aktivitas," katanya.

Ia pun kembali menegaskan kalau tak relevan jika mengomentari kecanggihan hacker dengan kebocoran data. "Kalau mau ngadu canggih mah itu tidak relevan," ketusnya.

Menurutnya mengadu kecanggihan di dunia peretasan adalah hal biasa. Di mana hacker akan beradu kemampuan dengan penegak hukum agar tidak tertangkap.

"Hacker dan penegak hukum saling berlomba. Jadi hacker setelah menjalankan aksinya akan dilacak jejaknya sehingga dia akan berusaha menutupi jejaknya. Di sisi lain penegak hukum akan mencari cara untuk mengidentifikasi peretas tersebut," tutupnya.



Simak Video "Video Saran Mahfud Md soal Kasus Mahasiswi ITB: Restorative Justice Saja"

(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork