Twitter Rekrut Hacker Terkenal Jadi Bos Keamanan
Hide Ads

Twitter Rekrut Hacker Terkenal Jadi Bos Keamanan

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 17 Nov 2020 22:34 WIB
People holding mobile phones are silhouetted against a backdrop projected with the Twitter logo in this illustration picture taken in  Warsaw September 27, 2013.   REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo
Foto: Reuters/Kacper Pempel
Jakarta -

Twitter sering dikritik karena sistemnya yang beberapa kali dijebol hacker. Hal itulah yang tampaknya membuat mereka merekrut seorang hacker terkenal untuk menjadi bos keamanannya.

Hacker yang dimaksud adalah Peiter Zatko, atau lebih dikenal dengan nama hackernya, yaitu Mudge. Zatko bertanggung jawab langsung ke CEO Twitter Jack Dorsey, dan tugas utamanya adalah melakukan perubahan struktur dan praktik keamanan di Twitter.

Dalam sebuah wawancara Zatko mengaku akan menguji keamanan data, integritas situs, keamanan fisik, dan integritas platform di Twitter. Itu semua adalah langkah pertama untuk mencari celah yang disalahgunakan di Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zatko sendiri sebelumnya adalah bos keamanan di platform pembayaran elektronik bernama Stripe. Sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah proyek milik Google dan mengawasi proyek keamanan siber di Defense Advanced Research and Project Agency (DARPA) milik Kementerian Pertahanan AS.

Karirnya sendiri dimulai pada tahun 1990-an, di mana Zatko seringkali menggarap proyek rahasia untuk kontraktor pemerintah. Ia pun salah satu pemimpin di Cult of the Dead Cow, sebuah sindikat hacker yang terkenal karena merilis alat peretas Windows.

ADVERTISEMENT

Alat tersebut mereka rilis untuk memaksa Microsoft meningkatkan sistem keamanan sistem operasi buatannya itu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (17/11/2020).

"Saya tidak tahu apakah ada yang bisa memperbaiki keamanan Twitter, namun dia (Zatko-red) akan ada dalam daftar paling atas saya," ujar Dan Kaufman, supervisor Zatko di DARPA.

Twitter sendiri memang seringkali mengalami masalah keamanan di platform media sosialnya tersebut. Contohnya setahun lalu, saat pemerintah AS menuding keberadaan dua orang pegawai Twitter yang diduga menjadi mata-mata untuk Arab Saudi.

Kemudian pada Juli lalu sekelompok hacker remaja mengakali pegawai Twitter untuk mendapat akses ke software internal Twitter. Software tersebut membuat mereka bisa mengganti pengaturan akun pengguna, dan mengirimkan kicauan lewat akun tersebut.

Tak tanggung-tanggung, akun yang diambil alih itu merupakan akun milik orang tekenal, seperti Joe Biden, Bill Gates, Elon Musk, dan masih banyak korban lainnya.




(asj/fay)