Sebar Data Pribadi di Medsos Demi Giveaway, Ini Bahayanya
Hide Ads

Sebar Data Pribadi di Medsos Demi Giveaway, Ini Bahayanya

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 07 Jun 2020 15:01 WIB
LONDON, ENGLAND - NOVEMBER 07:  In this photo illustration, the Twitter logo and hashtag #Ring! is displayed on a mobile device as the company announced its initial public offering and debut on the New York Stock Exchange on November 7, 2013 in London, England. Twitter went public on the NYSE opening at USD 26 per share, valuing the companys worth at an estimated USD 18 billion.  (Photo by Bethany Clarke/Getty Images)
Ramai Giveaway di Medsos Harus Kasih Data Pribadi, Ini Bahayanya Foto: GettyImages
Jakarta -

Akhir pekan ini Twitter diramaikan dengan seorang pengguna yang mengadakan giveaway saldo dompet digital OVO. Tapi untuk mengikuti giveaway tersebut salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah dengan memberikan nama ibu dan foto.

Cuitan dari pengguna dengan username @xbege_ ini langsung mendapat respons beragam dari netizen. Ada yang tulus mengikuti giveaway tapi ada juga yang mengingatkan untuk tidak membagikan data pribadi seperti nama ibu kandung di media sosial.

Lantas apa sebenarnya bahayanya membagikan data pribadi di media sosial? menurut pengamat keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya, data ini bisa dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk aktivitas fraud atau penipuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data nama gadis ibu kandung dipakai oleh institusi finansial dan institusi lain yg berkepentingan untuk melakukan verifikasi identitas melalui telepon," kata Alfons saat dihubungi detikINET, Minggu (7/6/2020).

"Sehingga jika data ini bocor maka dapat digunakan untuk memalsukan identitas penelpon. Dan karena verifikasinya benar maka hal ini sangat rentan disalahgunakan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Alfons menambahkan jika data ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab bisa mengakibatkan kerugian finansial. Misalnya jika nomor telepon dan nama ibu yang didapat digunakan untuk membuka akun pinjaman online.

Data ini juga akan memudahkan orang tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi rekening bank dari orang yang diincar. Alfons mencontohkan misalnya dengan menelepon bank untuk mengganti nomor ponsel yang digunakan untuk menerima two factor authentication (TFA).

Alfons mengimbau jika menemukan giveaway di Twitter atau media sosial lainnya yang meminta nama ibu kandung dan foto lebih baik jangan ikuti atau kelabui si pemberi giveaway dengan nama dan foto palsu.

"Comot saja foto siapa, foto Tessi kek lalu kasih nama orang tua Tessi," jelas Alfons.

"Intinya jangan kasih nama orang tua dan foto karena itu sangat rentan disalahgunakan untuk merugikan kita," pungkasnya.




(vmp/asj)