Penyebaran data akun di dark web tidak boleh dianggap sepele. Sudah saatnya netizen mencoba password manager.

Ketika kita semua work from home, aktivitas internet di rumah meningkat tajam. Masalahnya, jaringan internet di rumah belum tentu seaman di kantor atau perusahaan.

Kejadian penyebaran data akun Tokopedia dan tahun lalu terjadi juga pada Bukalapak di dark web, menjadi peringatan kalau masalah keamanan internet meningkat seiring semua orang diam di rumah selama pandemi COVID-19. Banyak pakar menyarankan untuk menggunakan password manager, apakah itu?

Password manager lahir dari kebutuhan netizen yang punya banyak akun media sosial, e-banking, jual beli online di e-commerce dan lain-lain. Tiap akun butuh password, dan ketika malas maka satu password dipakai dibanyak akun. Ini yang bahaya jika terjadi pembobolan data.

Untuk itulah, netizen butuh password manager untuk mengatur penyimpanan password apa untuk akun yang mana. Dikutip dari Cnet, password manager akan merekam username dan password ketika kita sign in di website atau layanan digital.

Jika lain kali masuk ke website itu lagi, password manager akan langsung mengisikan informasi login. Untuk situs yang tidak punya fitur otomatis isi, user bisa copy paste passwordnya dari password manager.

Password manager juga bisa membuatkan password yang kuat dan memantau apakah kalian memakai password yang sama di website lain. Password manager juga bisa memantau semua gadget yang kita pakai serta browser. Beberapa aplikasi password manager juga punya ruang simpang untuk dokumen seperti salinan elektronik paspor dan lain-lain.

Banyak password manager punya fitur master password untuk membuka secara lokal. Jika disimpan pada server, datanya terenkripsi dan tidak bisa dibaca oleh perusahaan. Hal ini memastikan akun tetap aman jika ada peretasan data.

Password manager tersedia di Google Play, App Store dan bisa dioperasikan di berbagai OS dan browser. Ada yang gratis, ada juga yang bayar dengan sejumlah perbedaan fiturnya. Kalian bisa pilih sesuai selera.