Ada Isu Kebobolan Data, Masih Amankah Belanja di Tokopedia?
Hide Ads

Ada Isu Kebobolan Data, Masih Amankah Belanja di Tokopedia?

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 04 Mei 2020 14:18 WIB
e-Commerce Tokopedia
Masih Amankah Belanja di Tokopedia? (Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto)
Jakarta -

Tokopedia diterpa kabar tak sedap, setelah akun Twitter Under The Breach mengungkapkan ada 91 juta pengguna startup e-commerce itu dibobol hacker. Masih aman belanja dan transaksi di Tokopedia?

Terkait hal itu, VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak menuturkan bahwa pihaknya selalu berupaya menjaga kerahasiaan data pengguna karena itu merupakan bisnis yang dijalani perusahan besutan William Tanuwijaya ini.

"Kami selalu berupaya menjaga kerahasiaan data pengguna karena bisnis Tokopedia adalah bisnis kepercayaan. Keamanan data pengguna merupakan prioritas utama Tokopedia," kata Nuraini dalam keterangan tertulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tokopedia juga memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran dari para penggunanya.

"Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO, di Tokopedia tetap terjaga keamanannya," ungkap Nuraini.

Berkaitan dengan isu yang beredar, startup unicorn ini menemukan adanya upaya pencurian data terhadap pengguna, namun Tokopedia menegaskan, informasi penting pengguna, seperti password, tetap berhasil terlindungi.

"Meskipun password dan informasi krusial pengguna tetap terlindungi di balik enkripsi, kami menganjurkan pengguna Tokopedia untuk tetap mengganti password akunnya secara berkala demi keamanan dan kenyamanan," jelasnya.

Tokopedia juga menerapkan keamanan berlapis, termasuk dengan One Time Password (OTP) yang hanya dapat diakses secara real time oleh pemilik akun, maka pihaknya selalu mengedukasi seluruh pengguna untuk tidak memberikan kode OTP kepada siapapun dan untuk alasan apapun.

"Saat ini, kami terus melakukan investigasi dan belum ada informasi lebih lanjut yang dapat kami sampaikan," ujar Nuraini terkait kasus kebocoran data yang mendera perusahaannya.




(agt/fay)