Jakarta -
Jelas masih banyak yang menggunakan sistem operasi
Windows 7. Reminder saja,
Microsoft dipastikan tidak akan lagi mendukungnya sebentar lagi, tepatnya pada tanggal 14 Januari atau 3 hari lagi.
Data dari Net Applications mengungkap bahwa market share Windows 7 dari seluruh pengguna Windows masih 30,8%. Memang soal popularitas, Windows 7 termasuk favorit, bisa dibandingkan dengan Windows XP yang fenomenal di masanya.
Penghentian support bukan berarti Windows 7 tak lagi bisa dipakai, tapi karena tak ada lagi dukungan, lebih rentan dalam keamanannya. Dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, misalnya munculnya virus atau kerentanan yang menyusahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OS ini tidak akan berhenti bekerja, namun tidak lagi mendapat tambalan celah keamanan. Itu mungkin tidak berdampak banyak, tapi bisa berpengaruh dalam 1atau 2 tahun," sebut Extreme Tech.
"Microsoft membuat komitmen untuk menyediakan dukungan produk untuk Windows 7 ketika dirilis pada 22 Oktober 2009," sebut Microsoft.
"Ketika periode 10 tahun ini berakhir, Microsoft akan menghentikan support Windows 7 sehingga kami bisa memfokuskan investasi dalam mendukung teknologi yang lebih baru dan pengalaman lebih baik," tambah mereka.
"Tanggal spesifik berakhirnya dukungan untuk Windows 7 adalah 14 Januari 2020. Setelah itu, dukungan teknis dan update dari Windows Update yang membantu melindungi PC Anda tidak akan lagi tersedia untuk produk tersebut," papar Microsoft.
Bagi yang ingin upgrade, ada dua pilihan. Pertama tentu upgrade ke Windows 10 yang kabarnya masih bisa dilakukan gratis melalui Media Installation Tool. Atau bisa juga beralih ke komputer lain berbasis Linux atau Mac.
OS tanpa pembaruan keamanan tentunya jadi sasaran empuk bagi para hacker, yang memang mengutamakan sistem yang mudah dieksploitasi. Contohnya adalah ada sekelompok hacker yang menginfeksi lebih dari 230 ribu PC Windows XP dan Windows Server 2003 dengan ransomware WannaCry pada 2017.
Mereka memanfaatkan celah bernama EternalBlue, yaitu celah yang dicuri oleh grup hacker ShadowBrokers dari National Security Agency.
Lalu ada juga laporan invasi hacker ke Windows XP dan Windows Server 2003 awal 2019. Si pelaku bisa mengakses PC dengan secara remote dan menyusupkan malware. Alhasil Microsoft terpaksa kembali mengerahkan engineernya untuk menambal celah di OS yang sudah dipensiunkan tersebut.
Kasus serupa bisa saja dilakukan pada Windows 7, di mana Microsoft dengan pertimbangan tertenu akan menambal celah keamanannya. Namun kemungkinan hanya jika insiden yang terjadi sudah skala besar.
Simak Video "Video: Microsoft Berencana Pangkas Ribuan Karyawan Lagi"
[Gambas:Video 20detik]