Bank yang menjadi korbannya adalah Huaxia Bank, yang ternyata adalah tempat kerja Qisheng. Ia menarik uang sebanyak itu dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada, yaitu sistem milik bank tak mencatat penarikan dari ATM yang dilakukan pada tengah malam.
Karena celah tersebut, ATM bisa terus mengeluarkan uang tanpa mengurangi saldo si pemilik rekening. Nah, semestinya penarikan semacam ini akan memberikan notifikasi ke bank mengenai transaksi yang gagal, namun Qisheng diduga menyuntikkan sebuah skrip kode ke dalam sistem agar notifikasi tersebut tak dikirimkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun uniknya, pihak bank menarik laporannya setelah Qisheng mengembalikan semua uang yang dicurinya itu. Sepertinya Huaxia Bank tak ingin publisitas buruk bagi perusahaannya.
Pihak Huaxia Bank sendiri berkilah mereka sudah menerima pengakuan dari Qisheng yang menyebut ia hanya menguji keamanan bank tersebut, dan menyimpan semua uang yang dicurinya itu, demikian dikutip detikINET dari South China Morning Post, Rabu (6/2/2019).
Namun pihak berwajib menolak penarikan laporan tersebut, dan Qisheng tetap diadili. Ia pun menghadapi ancaman hukuman 10,5 tahun penjara setelah ditolak naik banding.
Bukti yang membuat pengadilan menolak menghentikan kasus itu adalah Qisheng menyimpan uang itu di rekening bank pribadinya, bukan rekening percobaan milik Huaxia Bank. Qisheng pun terbukti menginvestasikan sejumlah uang hasil curiannya itu di pasar saham.
Simak juga video 'Pembobol ATM di Serang Digerebek Polisi Saat Beraksi':
(asj/fyk)