Sepintas memang nama Teligram ini mirip dan mendompleng kepopuleran aplikasi pesan instan Telegram. Malahan, aplikasi palsu ini dirancang agar terlihat mirip dengan aplikasi Telegram yang sesungguhnya.
Meski demikian, para peneliti di Symantec menemukan fakta bahwa aplikasi ini selain menawarkan fungsi sebagai aplikasi pesan instan juga menjalankan malware di background. Tal cuma itu, di dalamnya juga terdapat sajian berbagai macam iklan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Symantec pun dalam laporannya mengatakan, sekali pengguna sudah menginstalnya maka akan menjadi sulit untuk membedakannya. Teligram akan menambahkan perpustakaan iklan untuk menciptakan pendapatan dari penipuan di baliknya.
"Teligram menampilkan iklan dalam dua cara berbeda, di dalam daftar chat dan menampilkan iklan yang memenuhi layar," ujar John Hou, Symantec's Security Technology and Response (STAR).
Peneliti mengatakan bahwa malware yang ada dalam Teligram adalah Trojan.Gen.2., dimana diciptakan dengan menggunakan open source kode Telegram yang didistribusikan di toko aplikasi pihak ketiga.
Sekalinya aplikasi sudah terinstal dan berjalan, malware bisa dimanfaatakan oleh hacker untuk menginstal backdoor, jebakan iklan, atau melakukan kegiatan jahat lainnya. (mag/mag)