Sebelumnya, insiden seperti serangan WannaCry yang berdampak pada terinfeksinya 200 ribu komputer di seluruh dunia, merupakan pemanasan untuk serangan malware dan DDoS yang lebih berbahaya tahun berikutnya.
Para pelaku kejahatan cyber tersebut siap meningkatkan serangan ke jutaan perangkat yang kini terhubung ke Internet of Things (IoT), baik di kantor maupun rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Machine learning dan artificial intelligence yang berperan dalam melindungi dan mendeteksi data pengguna adalah sektor teknologi yang diprediksikan akan disasar oleh hacker," ujar David Rajoo selaku Director, Systems Engineering, Malaysia & Indonesia.
AI dan ML tersebut akan dimanfaatkan oleh para penjahat cyber guna melancarkan serangannya. Symantec menyebutkan apabila benar terealisasi, maka tahun 2018 akan jadi awal akan terlihat serangan ke sistem AI dengan ML dalam konteks keamanan siber.
"Para penjahat siber akan menggunakan AI untuk menyerang dan mengeksploitasi jaringan korban, yang biasanya merupakan bagian paling membutuhkan upaya dalam usaha menyusup dan meretas," tuturnya.
Teknologi Blockchain di balik Bitcoin juga turut menjadi santapan hacker pada tahun depan. Selain itu, Symantec juga menuturkan tren serangan lain pada tahun depan yang diprediksi terjadi, yaitu serangan rantai pasokan menjadi umum, malware file-less dan file-light menjamur, perusahaan akan tetap berjuang dengan keamanan Security-as-a-Service (SaaS).
Kemudian, keamanan Infrastructure-as-a-Service (IaaS), financial trojans yang diperkirakan menimbulkan dampak lebih besar dari ransomware, perangkat rumah yang mahal akan disandera untuk tebusan, dan perangkat IoT akan diretas dan dimanfaatkan untuk serangan DDoS. (agt/fyk)