Menurut sejumlah peneliti yang memantau perkembangan Petya, seperti detikINET kutip Tech Viral, Sabtu (1/7/2017), umumnya ransomware disebar dengan tujuan. Biasanya yang diinginkan adalah permintan tebusan atau semacamnya.
Baca Juga: Menkominfo Angkat Bicara Soal Ancaman Virus Ganas Petya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih parahnya lagi, Petya juga menutup peluang bagi data yang telah dihapusnya untuk direstorasi.
Dijelaskan Matt Suiche, pendiri Firma cyber security Comae, Petya sebenarnya sudah sejak 2 tahun lalu diketahui kehadirannya. Namun versi yang beredar sekarang disebutnya lebih tepat dibilang sebagai pemusnah, bukan ransomware.
"Wiper hanya akan menghancurkan (semua data) dan menyingkirkan kemungkinan restorasi," katanya.
Dijelaskan Suiche, cara kerja Petya adalah dengan melakukan overwrite pada data yang ada di media penyimpanan. Cara ini diyakini telah mampu menutup kemungkinan untuk merestorasi data.
Sementara menurut penyataan Kaspersky, komputer yang terinfeksi Petya selanjutnya hanya akan menghasilkan data-data yang sifatnya acak menggantikan data asli yang telah dihapus. Ketika ini telah terjadi, bahkan pembuat Petya sendiri tak akan bisa melakukan decrypt atau perbaikan.
Karena tak seperti ransomware pada umumnya yang bisa dibekali kunci untuk membuka enkripsi, Petya tidak memilikinya. (yud/rou)