Jakarta - Rumah sakit yang dimaksud adalah Hollywood Presbyterian Memorial Medical Center di Amerika Serikat. Uniknya, hacker yang melakukan serangan tak meminta tebusan dalam bentuk uang, melainkan Bitcoin. Jumlah yang diminta adalah sebesar 40 Bitcoin, yang dalam dolar nilainya setara USD 17 ribu atau sekitar Rp 229 juta (1 USD = Rp 13.500).
Efek peretasan dirasakan pihak rumah sakit pada 5 Februari lalu. Ketika itu jaringan rumah sakit diinfeksi oleh ransomware yang bisa mengacak data melalui enkripsi. Alhasil sebagian sistem perekaman medis rumah sakit itu pun disebut tumbang.
Awalnya hacker disebut meminta tebusan senilai USD 3,6 juta atau setara Rp 48 miliar kalau pihak rumah sakit mau mendapat kunci enkripsinya agar file yang teracak bisa kembali diakses. Namun belakangan kabar itu ditepis pihak rumah sakit dan mereka mengatakan telah membayar tebusan senilai 40 Bitcoin tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski kini jaringan rumah sakit telah kembali normal lagi dan diklaim tak ada satupun data pasien atau staf rumah sakit yang bocor, tak sedikit analis yang meragukan hal tersebut. Dan mengatakan bahwa kasus semacam ini berpotensi besar mengancam sektor bisnis lainnya yang datanya lebih sensitif.
(yud/fyk)