Menurut ahli keamanan dari Symantec, pengguna Netflix menjadi target penyebaran virus komputer dan program jahat. Bagi pelaku kejahatan, metode ini mudah dan murah, dengan potensi menggaet korban dalam jumlah banyak sekaligus.
Dilansir News Softpedia, Jumat (12/2/2016), strategi penjebakan yang digunakan kali ini terbilang unik dibandingkan operasional penyebaran malware kebanyakan, karena tidak bergantung pada spam email.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
File tersebut punya embel-embel 'nama keluarga' malware Infostealer.Banload. Ini adalah jenis trojan yang menyasar ranah banking, tugasnya mencuri berbagai informasi penting berbagai portal online banking.
Pertama kali diketahui pada Oktober 2015, malware ini menyasar para pengguna Netflix, terutama di Brasil, yang menggunakan perangkat Windows XP, Windows Vista dan Windows 7.
Aplikasi Netflix yang didomplengi malware bukan satu-satunya hal yang patut diwaspadai pengguna. Symantec juga mewanti-wanti pengguna akan serangan phising scam yang mengatasnamakan Netflix.
Kasus terbaru terjadi pada 21 Januari yang menimpa pengguna Netflix di Denmark. Korban diminta mengakses website Netflix palsu untuk mengonfirmasi identitas dan menyelesaikan masalah pembayaran.
Selain berpotensi mengalami kekacauan akun Netflix, modus ini juga mengumpulkan data personal setiap pengguna, termasuk informasi kartu kredit yang nantinya akan dimanfaatkan untuk penipuan transaksi.
Symantec juga mewanti-wanti agar pengguna tidak menggunakan layanan 'penyewaan' akun, dimana dengan membayar sejumlah dana maka dijanjikan bisa mendapatkan akses Netflix. (rns/ash)