Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Target Malware 2014: Duit, Duit & Duit!

Target Malware 2014: Duit, Duit & Duit!


- detikInet

Ilustrasi (gettyimages)
Jakarta - Setiap tahun, serangan cyber diyakini memiliki gaya berbeda. Pada tahun 2011 misalnya, ini dianggap sebagai tahun pembentukan malware mobile, terutama pada perangkat berbasis Android.

Sementara 2012 adalah era pengembangannya dan tahun 2013 adalah ketika mereka mencapai kematangan.

"Pada tahun 2014, malware ponsel difokuskan pada masalah keuangan, dimana jumlah virus Trojan mobile banking mencapai sembilan kali lebih besar dari tahun sebelumnya dan terus-menerus berkembang di area ini yang mengarah pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Roman Unuchek, Senior Mobile Malware Analyst di Kaspersky Lab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penipu yang mengkhususkan diri pada malware keuangan ponsel mungkin terinspirasi oleh 'rekan' mereka yang berpengalaman yang telah mencuri uang melalui komputer pribadi selama bertahun-tahun.

Zeus tetap menjadi Trojan perbankan paling luas menginfeksi beserta dengan ChePro dan Lohmys pada posisi kedua dan ketiga.

Tiga per empat dari serangan yang menargetkan uang pengguna dilakukan dengan menggunakan malware perbankan tetapi ini bukan satu-satunya ancaman keuangan.

Pencurian dompet Bitcoin adalah ancaman perbankan yang paling populer kedua (14%). Perangkat lunak pertambangan Bitcoin (10%) adalah ancaman lain yang terkait dengan mata uang kripto. Ini merupakan ancaman yang menggunakan sumber daya komputasi untuk menghasilkan Bitcoins.

Maria Garnaeva, ahli keamanan di Kaspersky Lab Global Research and Analysis Team mengatakan, salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan malware ke komputer pengguna adalah dengan mengeksploitasi kerentanan dalam Oracle Java dan di browser seperti Explorer, Mozilla Firefox, dan lainnya.

Selain itu, lanjutnya, para penjahat cyber terus menggunakan eksploitasi untuk kerentanan Adobe Reader. Teknik infeksi ini tetap populer hanya karena teknik rekayasa sosial masih efektif.

"Setiap tahun kita melihat bagaimana para penjahat cyber secara kreatif menggunakan cara yang lebih inventif untuk memikat korban mereka," kata Garneva.

"Itulah sebabnya penerima masih bersedia untuk membaca email yang tampaknya tidak berbahaya dari sumber yang tak terduga dan kemudian membuka lampiran atau mengikuti link yang mengekspos mereka untuk program jahat," tandasnya.

(ash/fyk)







Hide Ads