Serangan DNS Changer Bikin Internet Indonesia Waspada
Hide Ads

Serangan DNS Changer Bikin Internet Indonesia Waspada

- detikInet
Kamis, 12 Jul 2012 09:13 WIB
Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Aksi DNS Changer beberapa waktu sukses bikin heboh dunia maya. Bahkan, imbas dari serangan tersebut sampai membuat kekhawatiran timbulnya 'kiamat kecil internet'.

Memang, rasa khawatir tersebut pada akhirnya cuma dianggap omong kosong. Pun demikian, peristiwa ini tetap memberi isyarat bagi penggiat internet Indonesia untuk lebih waspada dan harus menyiapkan sistem pertahanan yang mumpuni.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai bahwa setiap saat ancaman terhadap internet akan hadir. Baik berupa malware, virus, sampai penyalahgunaan untuk penipuan sampai konten dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"APJII akan terus melakukan penelitian terhadap masalah-masalah internet ke depan sebagai bagian dari peran serta membantu mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat," kata Sekjen APJII Sapto Anggoro dalam keterangannya, Kamis (12/7/2012).

"Kasus DNS Changer malware penting untuk dikaji dan itu menjadi perhatian APJII dalam konteks ketahanan internet Indonesia," lanjutnya.

Untuk melaksanakan tekad tersebut, APJII yang baru saja berganti pengurus dan telah memilih Sammy A. Pangerapan sebagai ketua umum itu bakal meningkatkan peran riset dan development.

Apa Itu DNS Changer?

DNS (Domain Name System) adalah sebuah servis internet yang mengubah sebuah nama domain yang mudah diingat menjadi alamat Internet Protocol (IP) numerik yang digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi satu sama lain.

"Jika anda mengetik sebuah domain, contohnya www.detik.com di web browser, komputer Anda sebenarnya menghubungi server DNS untuk menentukan alamat IP dari website tersebut. Kemudian komputer menggunakan alamat IP tersebut untuk mencari dan menghubungkan komputer ke website tersebut," papar Eddy Santosa Jaya, Kepala Bidang Riset dan Development APJII.

Dijelaskannya, server DNS diatur oleh Internet Service Provider (ISP) dan sudah termasuk di dalam setingan network komputer pengguna. DNS dan server DNS adalah komponen penting dalam lingkungan operasi komputer. Tanpa DNS, Anda tidak akan bisa mengakses website, mengirim email atau menggunakan layanan internet lainnya.

"Para penjahat telah mengerti jika mereka berhasil mengatur DNS server seseorang, mereka dapat mengatur website apa yang akan dihubungkan ke pengguna internet. Dengan mengatur DNS, seorang penjahat dapat mengarahkan seseorang pengguna internet ke sebuah website palsu. Salah satu caranya adalah dengan menginfeksi komputer para user dengan sebuah malware yang bernama DNSChanger," terang Eddy yang juga pengajar di Universitas Binus ini.

Jika penjahat telah berhasil menanamkan malware DNSChanger, mereka dapat mengganti koneksi user ke DNS server yang benar dari sisi ISP, ke koneksi DNS server yang dioperasikan oleh para penjahat.

"Sebuah DNS server yang dioperasikan oleh para penjahat disebut dengan DNS server penipu. Ini yang harus diwaspadai," tegasnya.

Kiamat Kecil Internet

Seperti diketahui, FBI telah menemukan sebuah jaringan DNS server penipu dan telah melakukan beberapa tindakan untuk mematikan jaringan tersebut. Pihak FBI juga sedang berusaha untuk mengenali dan menginformasikan para korban malware DNS Changer.

Salah satu dampak dari mematikan DNS network penipu adalah para korban yang sudah terjangkit oleh jaringan DNS penipu dapat kehilangan akses ke servis DNS secara menyeluruh. Nah, imbas dari aksi inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai 'kiamat kecil internet'.

Untuk mengatasi masalah ini, pihak FBI sudah bekerja sama dengan beberapa pihak ahli untuk mengembangkan sebuah rencana untuk pihak pribadi, pihak swasta untuk beroperasi dan menjaga koneksi ke DNS server yang bersih untuk para korban.

FBI juga telah menyediakan informasi kepada pihak ISP yang bisa digunakan untuk mengarahkan para pelanggan mereka dari DNS server penipu ke DNS server ISP yang benar, termasuk mendukung operasi membersihkan DNS server untuk 4 bulan ke depan.

Operasi ini akan membantu para pelanggan untuk mengenali dan membenarkan komputer mereka yang sudah terjangkit malware DNSChanger. FBI juga memastikan bahwa mereka tidak akan mendapatkan akses ke data yang menunjukan aktifitas internet para korban malware untuk menjaga privasi mereka.

"Jika sebuah komputer telah terjangkit oleh DNS Changer, maka kemungkinan bahwa komputer tersebut telah terjangkit oleh malware lain cukup besar. Usaha untuk membersihkan server DNS tidak dapat menjamin bahwa komputer tersebut telah bersih dan aman dari malware lain. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan pelanggan tidak kehilangan servis DNS,” pungkas Eddy.

Apabila pengguna ingin mengetahui apakah komputernya terinfeksi malware DNSChanger apa tidak, bisa mengakses situs http://dns-ok.us.


(ash/ash)
Berita Terkait