Hal ini disampaikan peneliti antivirus dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, saat dihubungi detikINET, Kamis (17/2/2011).
Pengembangan Artav, seperti telah diakui oleh Arrival Dwi Sentosa, memang meminjam kode dari piranti lunak lain. Hanya saja Ival, panggilan akrabnya, sempat lalai mencantumkan hal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia saat ini, ujar Alfons, membutuhkan kisah-kisah seperti Artav. Diharapkan hal seperti ini bisa membangkitkan motivasi.
"(Indonesia) butuh spirit. (Karena) potensi kita besar, dan nyata kita mampu kok! Programmer-programmer kita juara di mana-mana," tutur Alfons.
Kode yang digunakan Artav pun merupakan buatan orang Indonesia. Pemilik kodenya mengakui tidak keberatan jika karyanya itu 'dipinjam'.
Alfons mengatakan, hal ini tetap membuktikan bahwa orang Indonesia mampu membuat antivirus. Selain Artav, ada juga beberapa antivirus buatan Indonesia yang sudah malang-melintang. Termasuk PCMav dan Smadav.
(wsh/wsh)