Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Cisco tentang berbagai penyerangan yang terjadi di tahun 2008. Cisco menyebutkan bahwa Amerika merupakan negara penyumbang spam terbesar, diikuti oleh Turkey dan Rusia. Sedangkan Indonesia masih lebih banyak berperan sebagai korban.
Prio Utomo, Director Systems Engineering-Technology Cisco Indonesia, mengatakan Indonesia hanyalah menjadi korban dari 200 milyar email spam yang setiap harinya beredar di seluruh dunia. Tapi itu semua bukan berarti Indonesia tidak pernah melakukan kejahatan internet.
"Sampai saat ini Indonesia belum lah memiliki kontribusi besar terhadap spam, entah itu karena masyarakat Indonesia belum memiliki keahlian yang cukup atau memang prilaku masyarakat Indonesia yang baik " canda Prio dalam jumpa pers yang diadakan di Kantor Cisco, Perkantoran Hijau Arkadia, Jakarta, Kamis (05/03/2009),
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Phishing. Meskipun spear-phishing tertarget saat ini hanya sebesar 1 persen dari seluruh serangan phishing, diperkirakan serangan ini akan semakin banyak ketika penjahat membuat spam menjadi semakin terlihat kredibel.
Pembajakan reputasi. Semakin banyak penjahat online menggunakan alamat e-mail sungguhan dengan penyedia e-mail Web besar dan resmi untuk mengirim spam. 'Pembajakan reputasi' ini menawarkan tingkat pengiriman yang lebih baik.
Rekayasa sosial. Penggunaan rekayasa sosial untuk mendorong korban menjalankan file atau membuka link terus meningkat.
Botnet. Serangan yang mengakibatkan si penyerang dapat mengendalikan komputer korban sepenuhnya. Botnet telah menjadi salah satu pusat aktivitas kejahatan Internet di tahun 2008.
(eno/wsh)