×
Ad

Satelit Starlink 'Mati' dan Terjun Bebas ke Bumi

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 19 Des 2025 12:45 WIB
Satelit Starlink. Foto: SpaceX
Jakarta -

Salah satu satelit internet broadband Starlink milik SpaceX mengalami anomali di orbit pada Rabu (17/12) dan jatuh menuju Bumi. Insiden ini menyebabkan hilangnya komunikasi dengan wahana Starlink tersebut, yang mengorbit pada ketinggian 418 kilometer.

Menurut pihak Starlink, anomali tersebut menyebabkan keluarnya gas dari tangki propulsi dan pelepasan sejumlah kecil objek berkecepatan relatif rendah yang dapat dilacak. Deskripsi tersebut mengisyaratkan bahwa tangki pendorong satelit Starlink mungkin pecah atau mengalami jenis kerusakan lainnya.

SpaceX bekerja sama dengan NASA dan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (U.S. Space Force) memantau serpihan sampah antariksa yang baru terlepas itu dan menegaskan bahwa tidak banyak yang perlu dikhawatirkan.

"Satelit tersebut sebagian besar masih utuh, berputar tak terkendali, dan akan masuk kembali ke atmosfer Bumi serta hancur sepenuhnya dalam beberapa minggu. Lintasan satelit saat ini akan menempatkannya di bawah Stasiun Luar Angkasa (ISS), sehingga tidak menimbulkan risiko bagi laboratorium orbit tersebut maupun awaknya," tulis Starlink.

"Sebagai operator konstelasi satelit terbesar dunia, kami sangat berkomitmen terhadap keselamatan luar angkasa. Kami menanggapi peristiwa ini dengan serius. Insinyur kami bekerja cepat untuk mencari akar masalah dan memitigasi sumber anomali, serta dalam proses menerapkan pembaruan software ke wahana kami untuk meningkatkan perlindungan terhadap jenis kejadian seperti ini," imbuhnya.

Megakonstelasi Starlink sejauh ini merupakan yang terbesar, terdiri dari hampir 9.300 satelit aktif. Berarti SpaceX mengoperasikan sekitar 65% dari seluruh wahana antariksa fungsional yang mengelilingi Bumi.

Dikutip detikINET dari Space.com, jumlah itu terus bertambah setiap saat. SpaceX telah meluncurkan 122 misi Starlink tahun ini saja, mengirim lebih dari 3.000 satelit ke orbit rendah Bumi. Satelit Starlink memiliki masa pakai sekitar lima tahun. SpaceX akan melakukan deorbit setiap satelit sebelum mati total di orbit.

Perusahaan juga telah mengambil langkah lain untuk memitigasi ancaman sampah antariksa yang ditimbulkan oleh megakonstelasi ini. Misalnya, wahana Starlink menghindari potensi tabrakan secara otonom. Enam bulan pertama tahun 2025, satelit Starlink melakukan sekitar 145.000 manuver penghindaran.

Namun ancaman tetap mengintai. Pekan lalu misalnya, sebuah satelit yang baru saja disebar oleh roket China nyaris menabrak wahana Starlink, tampaknya tanpa memberikan peringatan sebelumnya.

"Sejauh yang kami tahu, tidak ada koordinasi yang dilakukan dengan satelit yang sudah beroperasi di luar angkasa, yang mengakibatkan pendekatan jarak dekat 200 meter antara salah satu satelit yang disebar dan STARLINK-6079 (56120) di ketinggian 560 km. Sebagian besar risiko beroperasi di luar angkasa berasal dari kurangnya koordinasi antar operator satelit-hal ini harus berubah," kata Michael Nicolls, wakil presiden teknik Starlink di SpaceX.



Simak Video "Video: Starlink Kasih Internet Gratis di Sumatera, Gimana Cara Kerjanya?"

(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork