Pihak berwenang Malaysia menyatakan pencarian bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 dilanjutkan kembali pada 30 Desember, lebih dari satu dekade setelah pesawat yang membawa 239 orang tersebut menghilang. Teknologi canggih pun dikerahkan dan pakar angkat bicara.
Pencarian baru ini, akan berlangsung 55 hari, sempat dimulai Maret namun dihentikan akibat cuaca buruk. Perusahaan eksplorasi Ocean Infinity memimpin pencarian dengan perjanjian 'no find, no fee' (tanpa hasil, tanpa bayaran). Menteri Transportasi Malaysia, Loke Siew Fook, mengatakan perusahaan itu akan menerima USD 70 juta (sekitar Rp 1,1 triliun) jika bangkai ditemukan.
Mulai 30 Desember, Ocean Infinity akan menghabiskan waktu 55 hari menyisir area 15.000 kilometer persegi di Samudra Hindia selatan, wilayah yang diyakini lokasi bangkai. Mereka mengerahkan kapal permukaan tanpa awak yang mengoordinasikan armada kendaraan bawah air otonom (AUV).
UAV ini dapat memetakan medan hingga kedalaman hampir 6.000 meter menggunakan sonar multibeam, sub bottom profilers (pembuat profil lapisan bawah dasar laut), dan pencitraan resolusi tinggi. Meski belum ketahuan hasilnya, pencarian kali ini dinilai berpeluang lebih tinggi untuk menemukan bangkai Mh370.
Profesor Mohd Harridon Mohamed Suffian, pakar kedirgantaraan di Universiti Kuala Lumpur Malaysian Institute of Aviation Technology, mengatakan pencarian sebelumnya terkendala keterbatasan teknologi, khususnya dalam memetakan dasar laut secara akurat di medan yang luas dan tidak rata.
"Walau upaya sebelumnya berhasil memetakan area dasar laut yang luas, resolusi dan konsistensi datanya tidak selalu cukup untuk mengidentifikasi puing-puing yang lebih kecil atau terfragmentasi dengan keyakinan penuh," ujarnya.
Ia mengatakan sistem otonom terbaru kini memungkinkan survei lebih rinci dan sistematis, sehingga mengurangi kemungkinan terlewatnya puing di lingkungan bawah air yang kompleks. Pencarian kali ini tidak berbasis data satelit baru, melainkan teknologi lebih baik untuk menguji asumsi yang sudah ada secara lebih seksama.
Ketika ditanya mengenai kondisi kotak hitam setelah lebih dari satu dekade berada di bawah air, Harridon mengatakan alat tersebut dirancang menahan tekanan ekstrem dan tahan korosi untuk periode terbatas. Sebagian data mungkin masih bisa dipulihkan jika bangkai pesawat ditemukan.
Mantan kepala pilot Malaysia Airlines dan pakar penerbangan, Nik Ahmad Huzlan Nik Hussain, menilai kesediaan Ocean Infinity melanjutkan pencarian no find no fee menunjukkan tingkat keyakinan tertentu, didorong kemajuan teknologi dan area pencarian yang berkurang secara signifikan.
"Mereka siap bertaruh karena biaya operasionalnya relatif rendah sementara potensi imbalannya tinggi," ujarnya. Ia menambahkan kondisi laut lebih tenang di Samudra Hindia selatan selama periode ini juga meningkatkan kelayakan operasi tersebut.
Namun dia mengingatkan menemukan bangkai pesawat bukan berarti mengangkatnya. "Ini adalah upaya pencarian, bukan operasi pengangkatan bangkai. Menemukan pesawat bisa berarti mendapat gambar atau konfirmasi sonar, tapi mengambil puing-puing terutama kotak hitam memerlukan operasi terpisah, kapal yang berbeda, dan peralatan khusus," paparnya yang dikutip detikINET dari Strait Times.
Simak Video "Video: Pencarian Pesawat MH370 Malaysia akan Dilanjutkan 30 Desember 2025"
(fyk/fyk)