×
Ad

Mengenal Lutung Jawa, Hewan Terancam Punah di Atap Rumah Depok

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 01 Des 2025 15:40 WIB
Ilustrasi lutung jawa. Foto: Nur Hadi Wicaksono/detikJatim)
Jakarta -

Viral video lutung jawa muncul di atap rumah warga Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Pada Senin (1/12/2025), lutung tersebut dievakuasi oleh warga dan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar).

Lutung itu disebut muncul sejak Jumat (28/11) di Bojongsari, Depok. Kabid Pengendalian Operasional Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Tessy Haryati, mengatakan petugas melakukan pendampingan terkait penangkapan lutung.

"Damkar hanya bantu pendampingan, yang tangkap anggota komunitas. Karena lutung termasuk hewan dilindungi," ujar Tessy kepada detikNews.

Melansir situs Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), lutung jawa memiliki sejumlah keunikan. Berikut ini fakta terkait lutung jawa yang baru-baru ini viral ditemukan di atap rumah warga Depok.

1. Klasifikasi keluarga lutung jawa

Dari taksonomi, lutung jawa masuk famili Cercopithecidae yang merupakan keluarga monyet dunia lama (Old World monkeys) yang banyak ditemukan di Asia serta Afrika.

Nama latin lutung jawa adalah Trachypithecus auratus. 'Trachypithecus' berarti monyet berbulu lebat, sedangkan 'auratus' merujuk pada warna keemasan. Sesuai dengan kondisi sebagian populasi lutung jawa muda, mereka memiliki bulu jingga keemasan sebelum akhirnya berubah hitam pekat ketika dewasa.

"Di masyarakat lokal, lutung jawa juga dikenal dengan sebutan 'lutung budeng'. Meski memiliki kerabat dekat seperti lutung ekor panjang dan spesies lain di Asia Tenggara, Trachypithecus auratus hanya ditemukan di Pulau Jawa dan sekitarnya, sehingga menjadikannya salah satu primata endemik Indonesia yang penting untuk kita jaga bersama," tulis YIARI.

2. Perilaku lutung jawa

Lutung jawa mempunyai beberapa karakteristik seperti sifat tenang dan tidak agresif. Selain itu, ini dia perilaku lutung jawa:

  • Pemalu, cenderung menghindari interaksi dengan manusia dan konflik
  • Hidup berkelompok, biasanya terdiri dari satu pejantan dominan, beberapa betina dan anak-anak mereka
  • Komunikasi lewat suara lembut, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah
  • Sifatnya diurnal (aktif di siang hari) untuk mencari makan, merawat anak, dan beristirahat di pepohonan
  • Arboreal atau lebih sering berpindah dari pohon ke pohon, alih-alih jalan di atas tanah
  • Betina dewasa saling membantu merawat bayi lutung lain, menunjukkan sistem sosial yang kooperatif.

3. Habitat lutung jawa

Lutung jawa tidak berpindah-pindah pulau, setia pada habitat aslinya di Pulau Jawa dan sebagian kecil Pulau Bali. Secara umum, habitat lutung jawa meliputi:

  • Hutan tropis: terutama hutan hujan dataran rendah dan hutan pegunungan yang lembap serta rimbun
  • Area berhutan lebat: membutuhkan kanopi pohon yang saling terhubung agar dapat bergerak bebas tanpa harus turun ke tanah
  • Ketinggian: dapat ditemukan mulai dari 0 hingga 3.500 meter di atas permukaan laut, dengan populasi terbanyak pada kisaran 500-1.500 meter
  • Taman nasional dan cagar alam: beberapa populasi masih bertahan di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Taman Nasional Meru Betiri
  • Dekat sumber makanan: memilih tempat dengan vegetasi beragam, terutama daun muda, buah, dan bunga.

"Sayangnya, habitat alami lutung jawa terus menyusut akibat deforestasi, perluasan pertanian, serta urbanisasi. Fragmentasi hutan membuat kelompok lutung terisolasi, sehingga kesulitan menemukan pasangan baru dan semakin rentan terhadap kepunahan," ungkap YIARI.

4. Makanan lutung jawa

Berbeda dengan gambaran populer monyet pemakan pisang, lutung jawa merupakan primata flivora yang artinya makanan utamanya adalah dedaunan. Beberapa jenis makanan lutung jawa antara lain:

  • Daun muda: menjadi sumber energi utama dalam keseharian mereka
  • Buah-buahan: dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit, biasanya saat musim buah
  • Bunga dan pucuk tanaman: bagian yang lembut dan kaya nutrisi, sering dimakan terutama oleh individu muda
  • Kulit kayu dan biji-bijian: dimanfaatkan dalam kondisi tertentu untuk melengkapi kebutuhan nutrisi.

"Menariknya, sistem pencernaan lutung jawa sangat adaptif terhadap makanan berserat tinggi. Mereka memiliki lambung khusus yang mampu melakukan fermentasi untuk memecah selulosa dari daun, mirip dengan proses pencernaan pada hewan ruminansia," tandasnya.



Simak Video "Video: Viral Maling Curi 2 Motor dari Lokasi yang Sama di Depok"

(ask/ask)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork