×
Ad

Ratusan Ribu Nyamuk Rekayasa Dilepas di Hawaii, Ini Tujuannya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 26 Nov 2025 10:01 WIB
Foto: CNN
Jakarta -

Juni lalu, lusinan kapsul yang dapat terurai secara alami jatuh dari langit di atas hutan-hutan Hawaii. Setiap kapsul, yang dikirim menggunakan drone, berisi sekitar 1.000 nyamuk.

Bukan sembarang nyamuk, mereka adalah nyamuk jantan yang tidak menggigit dan dikembangbiakkan di laboratorium, membawa bakteri yang menyebabkan telur tidak menetas saat kawin dengan betina liar. Harapannya, mereka akan membantu mengendalikan populasi nyamuk di sana yang memusnahkan populasi burung asli, seperti burung honeycreeper Hawaii.

Burung-burung ini, yang merupakan penyerbuk utama dan penyebar benih serta berperan sentral dalam budaya Hawaii, kini kondisinya kritis. Dulu terdapat lebih dari 50 spesies honeycreeper di Hawaii, namun kini hanya tersisa 17 spesies. Tahun lalu, 'akikiki, burung kecil berwarna abu-abu, dinyatakan punah secara fungsional.

Pembangunan dan penggundulan hutan memang berdampak, namun menurut Dr. Chris Farmer, direktur Hawaii untuk American Bird Conservancy (ABC), ancaman eksistensial yang sebenarnya adalah malaria unggas, yang disebarkan oleh nyamuk. Serangga ini bukan spesies asli Hawaii, pertama kali dilaporkan ada tahun 1826, kemungkinan terbawa oleh kapal pemburu paus.

"Mereka menyebabkan gelombang kepunahan," ujar Farmer yang dikutip detikINET dari CNN. Itu karena banyak burung asli, seperti honeycreeper, tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Karena nyamuk berkembang biak dengan subur di habitat tropis hangat di dataran rendah kepulauan Hawaii, burung-burung honeycreeper yang tersisa mencari perlindungan di tempat yang lebih tinggi di pegunungan pulau-pulau seperti Maui dan Kauai.

Kini, hal itu berubah. "Dengan perubahan iklim, kami melihat suhu yang lebih hangat dan menyaksikan nyamuk-nyamuk mulai naik ke pegunungan. Kami melihat populasi burung di sana benar-benar merosot tajam," paparnya.

"Ini adalah pergerakan terus-menerus dari nyamuk yang naik ke atas seiring suhu yang memungkinkan mereka hidup, sementara burung-burung terdorong semakin tinggi hingga tidak ada lagi habitat tersisa untuk mereka bertahan hidup. Jika kita tidak memutus siklus itu, kita akan kehilangan honeycreeper," tambahnya.

Para konservasionis telah mencari solusi untuk mengendalikan populasi nyamuk dan memberi harapan bagi honeycreeper. Namun, menangani nyamuk di alam luas sangat sulit. Penggunaan pestisida misalnya, juga akan merusak populasi serangga asli seperti capung jarum dan lalat buah.

Karena nyamuk juga merupakan ancaman manusia, ilmuwan telah mempelajari masalah ini dan menemukan berbagai solusi, termasuk Incompatible Insect Technique (IIT) atau teknik serangga tidak kompatibel. Teknik ini melibatkan pelepasan nyamuk jantan yang membawa bakteri alami Wolbachia, yang menyebabkan telur jadi tidak bisa menetas ketika kawin dengan betina liar. Dengan pelepasan berulang, populasi liar seharusnya menurun.

Di 2016, ABC, bersama dengan Birds, Not Mosquitoes, sebuah kemitraan lintas lembaga yang berdedikasi melindungi honeycreeper, memutuskan IIT memiliki peluang keberhasilan terbaik di Hawaii. Tahun 2022, mereka meningkatkan produksi, mengembangbiakkan jutaan nyamuk Wolbachia di sebuah laboratorium di California.

Tahun berikutnya, mereka melepaskannya di area honeycreeper. "Kami ada perkiraan kasar jumlah nyamuk di alam dan kami coba melepas 10 kali lipat jumlah nyamuk ber-Wolbachia ini, agar (mereka) menemukan betina-betina dan kawin dengan mereka, sehingga telur-telurnya tak menetas," kata Farmer dikutip detikINET dari CNN.

"Saat ini, kami melepaskan 500.000 nyamuk per minggu di Maui dan 500.000 nyamuk per minggu di Kauai," tambahnya, menggunakan drone maupun helikopter. Menurut Farmer, ini adalah contoh pertama secara global penggunaan IIT untuk tujuan konservasi. Jika berhasil, ia berharap akan menginspirasi penggunaan di tempat lain.



Simak Video "Video: Pecah Rekor! Hampir 16 Ribu Drone Menari di Langit China"

(fyk/fyk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork