Selesai melepaskan kebutuhan biologisnya, lebah pejantan akan meledak dan mati. Benar kok, hal ini bahkan sudah dikonfirmasi oleh Senate Rural and Regional Affairs and Transport Legislation Committee Australia.
"Apakah lebah harus dibunuh untuk mendapatkan spermanya? Bagaimana cara mengeluarkan spermanya?" Senator Liberal NSW Bill Heffernan bertanya.
"Jadi, itulah pertanyaan paling umum yang kami terima, Senator," kata Asisten Sekretaris Pertama di Department of Agriculture and Water Resources, Tim Chapman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bagian dari bahasa sehari-hari; semua orang ingin tahu bagaimana cara mengeluarkan sperma dari lebah... Pada dasarnya, lebah ditekan, yang membuka endofalusnya, lalu sperma dikumpulkan dari ujungnya," jawabnya.
"Dan lebahnya masih hidup setelah selesai?" Hefferman penasaran.
"Tidak, tetapi lebah juga mati ketika kawin secara alami. Bahkan, mereka meledak," jelas Chapman.
Drone, yang merupakan lebah jantan, datang ke dunia ini dengan satu tujuan. Mereka tidak memiliki sengat, sehingga tidak dapat membela diri; mereka tidak mengumpulkan serbuk sari, sehingga tidak dapat makan sendiri dan sebaliknya bergantung pada bantuan lebah pekerja betina. Satu-satunya hal yang mereka tahu adalah kawin.
Ketika seekor ratu lebah mencapai kematangan seksual pada usia tujuh hari, ia terbang untuk mencari pasangan. Kegiatan ini dikenal sebagai 'nuptial flight', sambil memancarkan feromon. Hal ini memikat lebah jantan yang sedang mengincar ratu dan ingin sekali mengeluarkan sperma mereka.
Pemindahan sperma pada lebah punya proses yang tidak biasa. Lebah jantan akan menempel di punggung ratu, kemudian endophallus (lebah yang memiliki penis) milik lebah jantan secara eksplosif memasuki ruang sengatnya, menciptakan suara letupan yang keras. Suara ini bahkan dapat didengar oleh telinga manusia.
"Endophallus disimpan di dalam tubuh lebah jantan," tutur Jamie Ellis profesor entomologi di University of Florida kepada Snopes.
"Selama penyimpanan, endophallus terbalik. Endophallus dipaksa keluar dari perut saat lebah jantan bersanggama dengan ratu," jabarnya.
Pada titik ini, bagian dalam endofalus saat berada di dalam tubuh lebah menjadi bagian luar endofalus ketika didorong keluar tubuh. Dibutuhkan banyak hemolimfa lebah jantan untuk memaksa endofalus keluar dari tubuh. Lebah jantan pun menjadi lumpuh dan akhirnya mati akibat mengeluarkan endofalusnya dan bersanggama dengan ratu.
Fakta lainnya, meledaknya lebah ternyata tidak terbatas pada peristiwa reproduksi. Penelitian University of British Columbia pada 2022 telah menemukan bahwa gelombang panas yang intens terkadang mengakibatkan lebah mengalami 'ejakulasi eksplosif hingga mati'.
Para peneliti mengungkapkan efek buruk panas pada lebah jantan, menyebabkan mereka kejang-kejang sehingga memaksa mereka untuk ejakulasi. Kemudian, mereka akan mengeluarkan endofalus yang sangat besar dari perut mereka dan menyebabkan cedera fatal.
"Ketika drone mati karena syok, mereka akan ejakulasi secara spontan," terang peneliti pascadoktoral di Michael Smith Laboratories UBC dan pakar kesehatan lebah Dr. Alison McAfee dalam sebuah pernyataan.
"Mereka memiliki endophalus rumit yang keluar dan ukurannya kira-kira sebesar perut mereka sendiri. Ini cukup ekstrem," tandasnya. Demikian dikutip dari IFL Science.
(ask/afr)











































