Suhu Panas Ekstrem Picu Perilaku Aneh Hewan

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 28 Agu 2025 13:15 WIB
Foto: REUTERS/Murad Sezer
Jakarta -

Hewan-hewan menunjukkan perilaku aneh seiring datangnya gelombang panas. Hal ini setidaknya terlihat dalam sebuah penelitian di Inggris. Burung-burung berkibar-kibar dan tupai-tupai 'berserakan' di tanah.

Saat negara itu menghadapi gelombang panas ketiga di musim panas ini, para peneliti memperingatkan bahwa dampaknya terhadap hewan dapat membawa konsekuensi jangka panjang bagi ekosistem, pertanian, dan manusia.

Apa yang sedang terjadi?

Mengutip The Guardian, perilaku-perilaku tidak biasa diamati di seluruh 'kerajaan' hewan seiring dengan meningkatnya suhu. Burung-burung seperti merpati dan bangau menggetarkan otot-otot tenggorokan mereka dalam perilaku yang dikenal sebagai gular fluttering untuk membantu mereka melepaskan panas tubuh.

Burung-burung hitam terengah-engah sementara tupai meratakan diri di tanah yang teduh untuk mengurangi panas. Cacing tanah dan siput memasuki kondisi dorman yang disebut aestivasi untuk mengatasi panas ekstrem.

Hewan ternak juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Sapi-sapi telah berkumpul bersama, yang justru memperburuk suhu panas bagi mereka dan menimbulkan risiko mastitis, infeksi ambing, dan masalah kuku. Kuda-kuda kesulitan untuk tetap dingin meskipun berkeringat dan menunjukkan tanda-tanda kelelahan akibat panas dan ketidakseimbangan elektrolit.

"Karena mereka tidak memanfaatkan area kandang sepenuhnya, area tempat mereka berbaring bisa menjadi lebih basah dan kotor, yang meningkatkan risiko mastitis. Mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk berdiri, yang berdampak pada kaki, tungkai, dan skor kepincangan mereka," kata Dr. Zoe Barker, seorang ilmuwan pertanian.

Respons ini mungkin membantu hewan bertahan hidup dari panas jangka pendek. Namun perilaku itu menyebabkan gangguan kognisi, keterlambatan perkembangan, berkurangnya pemberian makan, dan tingkat kesuburan yang lebih rendah.

"Banyak hewan akan bersembunyi di tempat teduh, yang mungkin menyelamatkan mereka dari beberapa efek buruk panas, tetapi itu juga berarti mereka tidak akan keluar mencari makanan atau pasangan, yang dapat berdampak negatif jika panas tersebut berkepanjangan," kata profesor dari Exeter University Alex Thornton.

Panas ekstrem menjadi perhatian

Panas ekstrem tak hanya berdampak pada manusia tetapi juga mengganggu cara hewan hidup, bereproduksi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini menyebabkan penurunan populasi, berkurangnya penyerbuk, dan berkurangnya ketahanan pangan manusia.

Laporan Guardian yang terpisah menyebutkan bahwa sebagian besar lebah muda tidak bertahan hidup ketika suhu sarang naik di atas 36 derajat Celsius, dengan kisaran ideal sekitar 28-32 derajat Celsius.

Lebah pekerja mencoba mendinginkan sarang dengan mengipasi sayapnya, tetapi hal itu tidak selalu berhasil ketika cuaca sangat panas. Berkurangnya jumlah bayi lebah dan penyerbuk berarti terganggunya pertumbuhan makanan kita.

Membantu hewan tetap sejuk

Untuk membantu satwa liar berkembang biak, pertimbangkan untuk menanam spesies asli dan menyediakan area teduh di kebun. Ide bagus lainnya adalah memastikan untuk menyediakan wadah air dangkal untuk burung, serangga, dan hewan lainnya.

Membiarkan rumput tumbuh panjang juga dapat memberikan perlindungan dari sinar Matahari. Bagi pemilik hewan peliharaan, pastikan kalian menggunakan tabir surya yang aman untuk hewan peliharaan, memberi hewan peliharaan banyak air, dan menjaga mereka tetap di dalam ruangan selama jam-jam terpanas di siang hari.

Menurut The Guardian, para ilmuwan pertanian berfokus pada infrastruktur yang lebih tangguh dan meninjau kembali desain bangunan yang kondusif bagi kesejahteraan hewan. Masa depan yang lebih bersih dan aman bergantung pada tindakan individu, perlindungan ruang hijau, dan pengurangan gas penyebab pemanasan global agar kita semua dapat lebih tahan terhadap panas.



Simak Video "Video POV: Lihat Langsung Koleksi Artefak Bersejarah di BRIN"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork