Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kolaborasi dengan lembaga riset laut global OceanX untuk melakukan ekspedisi laut dalam perdana di Indonesia, tepatnya di perairan Sulawesi Utara yang selama ini masih misterius.
Ekspedisi ini dijadwalkan berlangsung pada November-Desember 2025 dengan fokus utama menjelajahi ekosistem gunung api bawah laut di perairan Sulawesi Utara.
Ketua Tim Tata Kelola Ekspedisi, Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN, Adi Slamet Riyadi menjelaskan, kolaborasi ini akan memanfaatkan platform penelitian unik milik OceanX, yakni Kapal Riset Ocean Explorer. Ekspedisi akan melibatkan BRIN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, serta perguruan tinggi di Indonesia.
"Ekspedisi pertama ini akan menghasilkan data dasar ekologi dan genetik yang mendukung desain kawasan konservasi laut nasional. Serta melatih para peneliti Indonesia di atas kapal dan membangun momentum untuk eksplorasi laut dalam yang dipimpin oleh Indonesia," kata Adi dikutip, Selasa (27/8/2025).
Ia menambahkan, laut Indonesia memiliki peran penting sebagai salah satu batas akhir keanekaragaman hayati, pengaturan iklim, hingga sumber daya genetik laut.
"Untuk membantu menutup gap atau kesenjangan pengetahuan ini dan memajukan tujuan nasional Indonesia dalam tata kelola laut yang berkelanjutan, maka OceanX dan BRIN meluncurkan misi kolaboratif dengan fokus pada ilmu pengetahuan laut dalam, peningkatan kapasitas, dan pembuatan data yang relevan dengan kebijakan," ujarnya.
Lebih lanjut Adi merinci, enam tema yang riset menjadi fokus utama dalam ekspedisi ini, yaitu: Deep-Sea Biodiversity and Ecosystem Health; Oceanographic Drivers and Ecosystem Connectivity; Marine Genomics and Biodiversity Mapping; Submarine Geology and Geohazard; Megafauna and Food Web Dynamics (Pilot); serta Ecosystem Services and Carbon Dynamics (Pilot).
Kapal Riset Ocean Explorer sepanjang 87 meter akan menjadi pusat kegiatan ilmiah. Kapal ini dilengkapi dengan laboratorium kering dan basah, peralatan CTD rosette sampling, ROV dengan kemampuan hingga 60 meter, triton submersibles yang bisa mencapai kedalaman 1.000 meter, hingga helikopter Airbus untuk observasi megafauna.
Syarat Peserta dan Jadwal Seleksi
BRIN membuka peluang bagi para peneliti untuk ikut serta dalam ekspedisi ini. Adi menyebutkan, peserta minimal harus bergelar S2 di bidang Ilmu Kelautan atau Ilmu Kebumian, berstatus WNI, serta berafiliasi dengan BRIN, perguruan tinggi, atau organisasi riset. Ilmuwan asing dapat bergabung dengan syarat memiliki kolaborator Indonesia.
"Peserta hanya boleh terlibat dua pengajuan proposal dalam program RIIM Invitasi Strategis tahun ini, baik sebagai ketua dan anggota maupun dua-duanya sebagai anggota. Kemudian peserta wajib berpartisipasi dalam penelitian ilmiah kelautan ini dalam hal data akuisisi maupun pengambilan sampelnya," jelas Adi.
Adapun timeline seleksi peserta telah dibuka sejak 22 Agustus hingga 3 September 2025 untuk pendaftaran dan seleksi administrasi. Seleksi substansi berlangsung 4-8 September, pengumuman hasil pada 9 September, serta Workshop pada 10-11 September. Ekspedisi dijadwalkan berlayar mulai November hingga Desember 2025.
Simak Video "Video: Apakah Gempa Bumi Bisa Merambat ke Wilayah Lain?"
(agt/fyk)