Ambisius! UEA Mau Bangun Kereta Cepat Bawah Laut ke India
Hide Ads

Ambisius! UEA Mau Bangun Kereta Cepat Bawah Laut ke India

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 23 Jul 2025 16:35 WIB
Kereta cepat bawah laut
Gambaran ilustrasi rancangan kereta cepat bawah laut dengan dinding transparan yang dirancang UEA, sungguh proyek ambisius (Foto: The Brighter Side News)
Jakarta -

Sebuah proyek transportasi inovatif sedang digarap Uni Emirat Arab (UEA). Mereka mengungkapkan rencana membangun kereta bawah laut raksasa yang akan menghubungkan kota pelabuhan Fujairah di UEA dengan Mumbai di India.

Menempuh hampir 1.200 mil (1.931 km) di bawah Laut Arab, keajaiban rekayasa ini diklaim akan menggabungkan kecepatan, kemewahan, dan pengalaman yang memukau. Dengan kecepatan tempuh yang diproyeksikan antara 600 hingga 1.000 kilometer per jam, perjalanan ini menjanjikan kecepatan yang melampaui penerbangan, serta menawarkan pengalaman yang lebih mulus dan lebih memikat secara visual.

"Ini bukan sekadar transportasi, tetapi pengalaman yang imersif," ujar Dr. Ahmed Al Hariri, yang memimpin Biro Penasihat Nasional UEA, dikutip dari The BrighterSide News, Rabu (23/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kereta api bawah laut yang awalnya digagas pada 2018, bukan lagi sekadar konsep. Kini, kereta api tersebut sedang diupayakan secara aktif memadukan utilitas dengan pengalaman tontonan bawah laut yang memukau.

Jendela panorama yang melapisi terowongan akan memungkinkan wisatawan menyaksikan dunia bawah laut sambil berlomba di bawah ombak. Mengingat kedua negara ingin memperluas perdagangan dan pariwisata, proyek ini lebih dari sekadar keajaiban, melainkan jembatan strategis antara dua wilayah yang berkembang pesat.

ADVERTISEMENT

Perdagangan, Pariwisata, dan Persaingan

Kereta api berkecepatan tinggi ini bukan hanya untuk mengangkut orang lintas batas. Kereta ini dirancang untuk melayani dua tujuan, mengangkut barang seperti air tawar dari India ke UEA dan minyak ke arah sebaliknya. Dubai melihatnya sebagai cara untuk mempererat kemitraan dagang dengan India sekaligus mendefinisikan ulang arti pariwisata.

Seiring UEA terus maju, proyek ini telah memicu perbandingan dengan inisiatif Kota NEOM senilai USD1 triliun yang sedang digarap Arab Saudi. Kedua negara Teluk ini bersaing untuk memimpin gelombang infrastruktur futuristik berikutnya di kawasan tersebut.

Jika Dubai menyelesaikan rute bawah laut ini sebelum NEOM dibuka, Dubai bisa mendapatkan keunggulan simbolis. Sara Ahmed, seorang travel blogger yang berbasis di Dubai, menekankan daya tarik proyek ini.

"Kereta bawah laut bukan hanya tentang berpindah dari titik A ke B. Ini tentang menikmati keajaiban dunia laut," sebutnya.

Persaingan ini juga bukan hanya soal menawarkan pengalaman berbeda. Kedua negara berambisi menjadi simbol inovasi global. Sementara Arab Saudi membangun pulau-pulau buatan dan cakrawala futuristik, UEA memilih samudra sebagai tempat untuk mengukir warisannya.

Tantangan Struktur Kolosal di Bawah Laut

Membangun struktur kolosal seperti itu di bawah laut menghadapi tantangan teknis dan finansial yang signifikan. Kereta ini harus mampu menahan tekanan air yang kuat, memastikan keselamatan penumpang pada kecepatan tinggi, dan memberikan keandalan selama ribuan kilometer perjalanan.

Ada juga hambatan psikologis yang harus diatasi. Beberapa orang mungkin merasa klaustrofobia atau tidak nyaman bepergian jauh di kedalaman bawah air.

"Saya selalu waspada terhadap kedalaman laut. Meskipun saya menyukai ide ini, kemungkinan besar saya akan tetap menggunakan moda transportasi konvensional," kata Rajesh Verma, seorang pengusaha di Mumbai.

Bagi banyak orang, ini bukan hanya tentang teknologinya, tetapi kenyamanan mengetahui teknologi tersebut berfungsi tanpa cacat.

Namun, komitmen finansial bukanlah kekhawatiran terbesar UEA. Dengan dana yang melimpah dan rekam jejak yang kuat dalam menyelesaikan proyek-proyek ikonis mulai dari gedung pencakar langit tertinggi di dunia hingga Palm Islands, para pemimpin Dubai lebih berfokus pada kelayakan teknologi daripada biaya.

Para ahli memperkirakan proyek ini dapat menelan biaya miliaran dolar, tergantung pada material, desain, dan kompleksitas terowongan. Laporan awal menunjukkan penggunaan material transparan, alih-alih batu bata buram tradisional, untuk menciptakan jendela yang unik ke dalam ekosistem laut.

Visi ini sejalan dengan tujuan yang lebih luas, yaitu menciptakan pengalaman perjalanan yang tak terlupakan, bukan sekadar perjalanan yang lebih cepat.

Halaman 2 dari 2


Simak Video " Video: Whoosh Pecahkan Rekor, Angkut 25.800 Penumpang dalam Sehari"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)