Miliaran Ponsel Sudah Bisa Deteksi dan Peringatkan Gempa

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 22 Jul 2025 12:32 WIB
Miliaran ponsel sudah bisa deteksi dan peringatkan gempa (Foto: Getty Images/mohd izzuan)
Jakarta -

Ponsel kalian mungkin termasuk di antara miliaran perangkat di seluruh dunia yang sudah berfungsi sebagai sistem peringatan dini gempa di puluhan negara.

Studi baru oleh para peneliti di Google menyebutkan, sejak diluncurkan pada 2020, sistem Peringatan Gempa Bumi Android Google telah berkembang pesat sehingga memungkinkan 2,3 miliar pengguna ponsel dan jam tangan pintar Android menerima peringatan tentang guncangan seismik di sekitarnya.

Sedangkan 300 juta orang mungkin menerima peringatan tersebut dari sumber lain. Namun, ponsel tidak hanya memberikan peringatan, sensornya juga membantu mendeteksi gempa bumi.

"Miliaran perangkat Android bekerja sama dan bertindak sebagai seismometer mini untuk menciptakan jaringan deteksi gempa bumi terbesar di dunia," kata Richard Allen dari California University, Berkeley, Amerika Serikat, yang juga merupakan peneliti tamu di Google, dikutip dari New Scientist, Selasa (22/7/2025).

Sistem yang dikembangkan oleh Allen dan rekan-rekannya menganalisis getaran yang terdeteksi oleh akselerometer di ponsel Android dan jam tangan pintar. Bersama-sama, jaringan sensor ini dapat menunjukkan seberapa besar gempa dan pengguna ponsel mana yang cukup dekat dengan bahaya untuk menerima pesan peringatan.

Sistem Google akan memberi tahu orang-orang ketika mendeteksi gempa berkekuatan 4,5 magnitudo atau lebih besar. Namun, sistem ini 'tidak dapat mendeteksi semua gempa bumi karena membutuhkan jumlah ponsel yang cukup banyak dan cukup dekat dengan lokasi gempa, kata Allen.

Misalnya, sistem ini tidak mendeteksi gempa bumi yang berasal dari sebagian besar punggungan tengah samudra, meskipun dapat mendeteksi peristiwa seismik yang terjadi puluhan hingga ratusan kilometer lepas pantai.

Salah satu tantangan terbesar adalah menentukan magnitudo setiap peristiwa seismik secara cepat dan akurat. Para peneliti telah menyempurnakan algoritma deteksi gempa sistem selama bertahun-tahun dengan mengembangkan model regional untuk merepresentasikan pergerakan tektonik lokal dengan lebih baik dan memperhitungkan sensitivitas sensor yang berbeda-beda di berbagai ponsel Android.

"Sistem global Google kini kurang lebih seakurat sistem ShakeAlert yang mencakup Pantai Barat AS dan program peringatan dini gempa bumi milik Japan Meteorological Society," kata Allen.

Alih-alih menggantikan sistem berbasis seismometer seperti ini, ia memberikan catatan bahwa proyek Google dimaksudkan untuk melengkapi. Bahkan Google menggabungkan dan memberikan peringatan ShakeAlert bagi masyarakat di Pantai Barat.

"Namun kenyataannya, banyak wilayah rawan gempa bumi tidak memiliki jaringan seismik regional yang diperlukan untuk memberikan peringatan," kata Allen.

"Sistem Google menyediakan 'sumber informasi unik' bagi negara-negara yang tidak memiliki sistem peringatan dini gempa bumi," kata Katsu Goda dari Western University di Kanada, yang tidak terlibat dalam inisiatif ini.

"Sistem ini juga menjangkau lebih banyak orang secara keseluruhan, bahkan ketika sistem peringatan nasional atau regional lain tersedia," ujarnya.

Sistem tersebut saat ini memberikan peringatan ke 98 negara dan wilayah, termasuk AS, tetapi tidak termasuk Inggris. "Kami umumnya berfokus pada negara-negara yang memiliki risiko seismik historis yang lebih besar namun belum memiliki solusi peringatan dini gempa bumi," ujar Marc Stogaitis dari Google.

Menurut studi baru yang menganalisis kinerja dan akurasi program, sistem ini telah mengeluarkan peringatan untuk 1.279 kejadian seismik hingga Maret 2024, dengan hanya tiga peringatan palsu. Dua di antaranya terkait badai petir dan satu dipicu oleh peristiwa notifikasi massal yang tidak terkait dan menggetarkan beberapa ponsel. Tim telah memperbarui algoritma deteksi untuk menghindari pemicu palsu tersebut.

Sebagian besar perangkat Android telah memilih untuk berpartisipasi dalam jaringan seismometer berbasis ponsel dan menerima peringatan tentang gempa bumi di sekitar secara default, meskipun pengguna dapat mengubah kedua pengaturan ini. Dalam survei pengguna Google, lebih dari sepertiga peserta sistem menerima peringatan melalui ponsel sebelum merasakan guncangan apa pun, dan sebagian besar yang menerima peringatan tersebut menganggapnya sangat membantu.

Jika pengguna ponsel Android tetap berlangganan (subscribe) peringatan, ada dua jenis peringatan. Peringatan 'Ambil Tindakan' yang lebih mendesak dirancang untuk mendorong orang-orang mengambil tindakan perlindungan, seperti 'jatuhkan, lindungi, dan berpegangan'.

Namun, peringatan ini seringkali hanya memberikan peringatan dini beberapa detik karena tidak akan berbunyi hingga sistem memprediksi adanya guncangan kuat. Sebaliknya, peringatan 'Waspada' yang kurang mengganggu, yang memberikan informasi lebih umum, dapat muncul puluhan detik sebelum pengguna ponsel merasakan gempa bumi.

"Fisika gempa bumi menyatakan bahwa peringatan dini akan lebih sedikit sebelum guncangan yang lebih kuat daripada guncangan yang lebih lemah," kata Stogaitis.

"Namun, kami terus berupaya memodifikasi strategi peringatan dini kami untuk meningkatkan waktu peringatan dini pada gempa bumi mendatang," tutupnya.



Simak Video "Video: Gempa M 6,3 Guncang Seluma Bengkulu"

(rns/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork