Pakar: Bom Dahsyat AS Tak Bisa Musnahkan Situs Nuklir Fordow
Hide Ads

Pakar: Bom Dahsyat AS Tak Bisa Musnahkan Situs Nuklir Fordow

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 26 Jun 2025 10:20 WIB
Situs nuklir Fordow Iran
Situs nuklir Fordow di Iran. Foto: Maxar
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim situs nuklir Iran yang dihantam bom penghancur bunker oleh pesawat B-2, hancur lebur. Akan tetapi penilaian intelijen dan pakar menyatakan sebaliknya.

Penilaian awal Defense Intelligence Agency, badan intelijen Pentagon, yang dibocorkan sumber, menyimpulkan dua situs nuklir Iran di Natanz dan Fordow memang rusak, tapi komponen intinya mungkin bisa dioperasikan lagi dalam beberapa bulan. Juga disebut, stok uranium Iran yang diperkaya mungkin telah dipindah sebelum serangan.

Fordow khususnya, disebut mengalami kerusakan lebih sedikit dari yang diperkirakan. Fordow yang dinilai situs nuklir Iran paling terlindungi, terletak di bawah pegunungan Zagros. Kabarnya konstruksinya berada sampai 90 meter di bawah tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompleks Fordow menjadi sasaran bom GBU 57, yang hanya dimiliki AS. Meskipun Trump sesumbar, para ahli menyatakan keraguan apakah AS benar-benar berhasil mencapai inti nuklir Iran.

"Daya penetrasi maksimum GBU 57 hanya 60 meter, jadi aman untuk mengatakan sentrifus Fordow tidak rusak sama sekali," kata Mohammed Eslami, profesor Hubungan Internasional di University of Mino, mengacu pada mesin yang digunakan untuk memurnikan uranium.

ADVERTISEMENT

"Apa yang terjadi sejauh ini hanyalah serangan terhadap terowongan masuk. Jadi, semua serangan terhadap fasilitas nuklir belum menghilangkan kemampuan nuklir Iran dan potensi kapasitasnya mengembangkan bom," imbuhnya yang dikutip detikINET dari TRT World.

Seorang jurnalis di Teheran mengatakan kepada TRT World bahwa mereka punya rekaman yang menunjukkan Iran menarik keluar bahan nuklir dari Fordow sebelum serangan.

Menurut Guardian, pejabat politik di Pentagon sebenarnya telah diberi pengarahan pada awal masa jabatan Trump bahwa bom penghancur bunker GBU-57 untuk menghantam Fordow tak bisa menghancurkan fasilitas tersebut sepenuhnya.

Dalam pengarahan pada bulan Januari, para pejabat diberitahu Defense Threat Reduction Agency di Pentagon yang mengembangkan GBU-57 bahwa bom tersebut takkan menembus cukup dalam di bawah tanah dan hanya senjata nuklir taktis yang akan memusnahkan Fordow.

Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran melibatkan jet pembom B2 yang menjatuhkan 12 GBU-57 di Fordow dan dua GBU-57 di Natanz. Kapal selam angkatan laut AS kemudian meluncurkan sekitar 30 rudal Tomahawk ke situs nuklir Isfahan.

Doreen Horschig dari Center for Strategic and International Studies juga menyebut bahwa bahkan jika serangan AS menghancurkan fasilitas utama Iran, pengetahuan seputar pengayaan uranium, teknologi reaktor, dan lainnya di Iran akan tetap utuh.




(fyk/fyk)