Tentang Sianida, Kasus Jessica Wongso yang Bebas Bersyarat Hari Ini

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 18 Agu 2024 11:00 WIB
Foto: Ilustrasi Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Sianida ramai diperbincangkan pada kasus Jessica Kumala Wongso tahun 2016 dan populer dengan sebutan 'kasus kopi sianida'. Hari ini, Minggu (18/8/2024), Jessica bebas bersyarat dari lapas Pondok Bambu. Sianida pun kembali menjadi topik pembahasan di media sosial.

Banyak yang penasaran mengapa sianida bisa sangat mematikan. Berikut adalah sejarah dan penjelasannya secara ilmiah, dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

Sejarah Sianida

Sianida adalah bahan kimia alami yang ditemukan pada sejumlah tumbuhan, mengutip Center for Health Security, Johns Hopkins Bloomberg School of Publich Health. Sifatnya sangat mematikan baik terhirup sebagai gas, tertelan dalam bentuk padat atau paparan topikal.

Ilmuwan pertama kali berhasil mengisolasi sianida tahun 1782. Sianida adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon yang terikat rangkap tiga pada sebuah atom nitrogen. Sianida merupakan bahan kimia alami yang dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan alga serta terdapat pada beberapa jenis tumbuhan, biji-bijian dan buah, antara lain bambu, singkong, almond pahit, apel, dan persik.

Meskipun beracun, sianida mempunyai banyak manfaat untuk industri dan kedokteran. Sianida dipakai untuk membuat pestisida dan bisa ditemukan pada beberapa bahan kimia industri. Dalam bidang kedokteran, sianida dapat ditemukan pada obat anti darah tinggi yaitu natrium nitroprusida.

Sianida Senjata Pembunuh

Penggunaan sianida untuk membunuh orang sudah tercatat sejak zaman Kaisar Nero dari Romawi (tahun 37-68 M). Ia menggunakan air salam ceri yang mengandung sianida sebagai racun.

Napoleon III saat Perang Prancis-Prusia (1870-1871) memerintahkan pasukannya mencelupkan bayonet ke racun sianida. Dalam Perang Dunia I, tentara Prancis dan Austria memakainya. Dalam Perang Dunia II, Nazi Jerman memakai rodentisida Zyklon B yang mengandung sianida untuk membunuh jutaan orang.

Di masa modern, pada tahun 1978 ada kasus Jonestown Massacre dimana 909 anggota sekte Jonestown meninggal karena sianida yang diduga bunuh diri atau pembunuhan massal

Sianida dipakai dalam perang Iran-Irak tahun 1980-an terhadap Suku Kurdi di Irak dan Suriah. Tahun 1995, sekte Aum Shinrikyo menebar sianida di toilet stasiun kereta bawah tanah.

Cara Kerja Racun Sianida

Mengutip Center for Health Security, Johns Hopkins Bloomberg School of Publich Health, berdasarkan penelitian ilmuwan bertahun-tahun, terungkap bagaimana cara kerja racun sianida. Zat ini meracuni rantai transport elektron mitokondria di dalam sel tubuh manusia.

Ia merusak tubuh sehingga tidak bisa mendapat energi dari oksigen. Secara khusus, sianida mengikat ke bagian sitkrom oksidae dan mencegah sel tubuh menggunakan oksigen. Akibatnya, menyebabkan kematian dengan cepat.

Pelepasan gas sianida ke udara akan mematikan bagi 50% orang yang terpapar pada tingkat 2.500-5.000 mg.menit/m^3 untuk hidrogen sianida dan 11.000 mg.mnt/m^3 untuk sianogen klorida. Bila tertelan sebagai natrium atau kalium sianida, dosisnya mematikan adalah 100-200 mg.

Gejala Racun Sianida

Sianida membunuh dengan cepat dalam hitungan detik pada gas dan hitungan menit untuk garam sianida. Sistem syaraf pusat (central nervous system/CNS) dan kardiovaskular sangat terdampak.

  • CNS: sakit kepala, kecemasan, agitasi, kebingungan, lesu, kejang, dan koma
  • Kardiovaskular: penurunan inotropi, bradikardia diikuti refleks takikardia, hipotensi, dan edema paru
  • Lainnya: cedera paru akut, mual dan muntah, warna kulit merah ceri.

Korban yang selamat mungkin menderita penyakit Parkinson, ataksia, atrofi optik, dan gangguan neurologis lainnya.

Penanganan Racun Sianida

Untuk pertolongan pertama, bawa korban menjauh dari lokasi kejadian yang mengandung sianida, pakaian dilepas, kulit dicuci dengan sabun dan air. Jika sudah tertelan, zat arang aktif bisa diberikan untuk mencegah penyerapan dari saluran pencernaan.

Adapun obat penawarnya bisa digunakan Hydroxocobalamin (Cyanokit) yang mengandung kobalt (vitamin B12) dan Cyanide Antidote Kit berisi sodium nitrat dan sodium thiosulfat.



Simak Video "Tak Ada Kebencian di Hati Jessica Wongso Seusai Hirup Udara Bebas"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork