Terumbu Karang Great Barrier Reef Australia Terancam Kiamat
Hide Ads

Terumbu Karang Great Barrier Reef Australia Terancam Kiamat

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 09 Agu 2024 08:15 WIB
PBB Usulkan Great Barrier Reef Dimasukkan Daftar Dalam Bahaya, Australia Protes
Great Barrier Reef Terancam Imbas Suhu Naik Foto: DW (News)
Jakarta -

Suhu di dalam dan sekitar terumbu karang Great Barrier Reef menyentuh level tertinggi dalam 400 tahun terakhir selama dekade terakhir. Kondisi tersebut membuat terumbu karang terbesar di dunia ini berada dalam ancaman serius.

Dalam laporan yang diterbitkan Kamis (8/8/2024), tim ilmuwan dari Australia mengungkap suhu di sekitar karang spektakuler sepanjang 2.400 km paling stabil selama ratusan tahun. Namun kini telah menghangat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir sebagai akibat dari pengaruh manusia.

Suhu laut di sekitar terumbu karang meningkat setiap tahun sejak tahun 1960. Tetapi sangat lebih panas selama peristiwa pemutihan karang massal baru-baru ini, ketika sebagian besar terumbu karang berubah menjadi putih karena tekanan panas, menurut penelitian di jurnal sains Nature.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia kehilangan salah satu ikonnya," kata Benjamin Henley, akademisi di Universitas Melbourne dan salah satu penulis studi tersebut seperti dikutip dari Aljazirah, Kamis (8/8/2024)

"Saya menemukan bahwa itu benar-benar sebuah tragedi. Sulit untuk memahami bagaimana hal itu bisa terjadi di bawah pengawasan kita dalam hidup kita. Jadi ini sangat, sangat menyedihkan," ujarnya

ADVERTISEMENT

Rekan penulis Helen McGregor mengatakan dia sangat prihatin tentang terumbu karang, menggambarkan kenaikan suhu sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya".

"Ini adalah karang yang telah hidup selama 400 tahun dan ini adalah suhu terhangat yang mereka alami. Ini adalah pohon Redwood dari terumbu karang," katanya kepada kantor berita AFP.

Laporan mengungkap sejak 2016, Great Barrier Reef telah mengalami lima putaran pemutihan karang besar-besaran karena suhu yang memanas. Peristiwa pemutihan ini terjadi selama lima dari enam tahun terpanas dalam empat abad terakhir.

Para ilmuwan melakukan penelitian dengan memanfaatkan data kapal dan satelit dan dengan mengebor ke dalam karang untuk menganalisis sampel yang membantu mereka memahami perubahan suhu laut sejauh tahun 1618.

Suhu mulai naik sekitar awal abad ke-20 dan meningkat rata-rata sekitar 0,12 derajat Celcius untuk Januari hingga Maret dari tahun 1960 hingga 2024.

Area terumbu karang ini merupakan rumah bagi berbagai macam kehidupan alami, dengan 600 jenis karang dan 1.625 spesies ikan. Ini juga merupakan keuntungan pariwisata yang signifikan bagi Australia, berkontribusi sekitar USD 4,2 miliar untuk ekonomi negara setiap tahun.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merekomendasikan agar Great Barrier Reef ditambahkan ke daftar situs warisan dunia yang berisiko, tetapi Australia telah menolak upaya tersebut karena kekhawatiran bahwa hal itu dapat merusak daya tarik pariwisata terumbu karang.

Lissa Schindler, manajer kampanye Great Barrier Reef di Australian Marine Conservation Society, mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa Australia perlu berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisinya.

"Australia harus meningkatkan ambisi, tindakan, dan komitmennya untuk memerangi perubahan iklim dan melindungi aset alam terbesar kita," katanya.




(afr/fay)
Berita Terkait