Penentuan awal bulan Hijriyah sangat penting bagi umat Islam karena berhubungan dengan waktu ibadah, terutama bulan Ramadan, Syawal (untuk menentukan Idulfitri), dan Zulhijah (menentukan Iduladha). Jadi, kapan Iduladha 2024?
Untuk diketahui, bulan Qomariyah atau bulan Hijriyah didasarkan pada keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi, dan Bumi bersama Bulan dalam mengelilingi Matahari.
Kriteria MABIMS
Kementerian Agama RI menentukan awal bulan hijriah menggunakan kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Baca juga: 4 Fakta Unik dan Sejarah Kalender Hijriah |
Kriteria MABIMS berpatokan hilal punya ketinggian 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari yang diamati oleh pengamat di permukaan Bumi 6,4 derajat. Jika kondisinya berada di bawah angka-angka itu, maka belum dianggap masuk bulan hijriah baru.
Prediksi BMKG
Dalam laporan 'Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 6 dan 7 Juni 2024 Penentu Awal Bulan Zulhijah 1445 H', BMKG memprediksi hilal Zulhijah memenuhi syarat pada 7 Juni.
Artinya, menurut perhitungan BMKG, 1 Zulhijah jatuh pada 8 Juni dan 10 Zulhijah jatuh pada 17 Juni. Mereka menjelaskan perhitungan hilal itu berdasarkan sejumlah faktor-faktor berikut:
Ketinggian hilal
Ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 6 Juni 2024 berkisar antara -5,15 derajat di Merauke, Papua sampai dengan -1,57 derajat di Sabang, Aceh.
Sementara itu, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 7 Juni 2024 berkisar antara 7,27 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 10,69 derajat di Sabang, Aceh.
Elongasi
Elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 6 Juni 2024 berkisar antara 4,50 derajat di Sabang sampai dengan 4,93 derajat di Merauke. Sementara, elongasi di Indonesia pada 7 Juni berkisar 11,58 derajat di Merauke sampai dengan 13,24 derajat di Sabang.
Umur Bulan
Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 6 Juni 2024, berkisar antara -4,18 jam di Merauke sampai dengan 0,78 jam di Sabang. Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 7 Juni 2024, berkisar antara 19,82 jam di Merauke sampai dengan 23,23 jam di Sabang.
Prediksi BRIN
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN )Thomas Djamaluddin pada Maret lalu sudah memprakirakan bahwa Idulfitri dan Iduladha 1445 H atau tahun 2024 di Indonesia akan dirayakan serentak.
Adapun prediksi ilmiah untuk Iduladha, dijelaskan Thomas bahwa pada akhir bulan Zulkaidah atau 6 Juni 2024, posisi hilal masih -4.
"Kalau minus itu biasanya akan seragam juga, di bawah kriteria wujudul hilal dan di bawah kriteria imkanur rukyat," jelas dia.
"Hal itu menyebabkan kesepakatan tentang penetapan 1 Zulhijah 1445 H akan jatuh pada keesokan harinya yaitu 8 Juni 2024, sedangkan Iduladha 2024 akan jatuh pada 17 Juni 2024," jelasnya.
Prediksi Muhammadiyah
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan Iduladha jatuh pada 17 Juni 2024 berdasarkan perhitungan hisab hakiki wujudul hilal.
Penetapan ini tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
"Berpegang teguh pada kriteria tersebut, Muhammadiyah menetapkan bahwa awal Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Keputusan ini telah disampaikan untuk memastikan umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan amalan-amalan khusus yang terdapat dalam bulan yang mulia ini," kata Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhamad Sayuti.
Sayuti menjabarkan, Hari Arafah atau 9 Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024. Sedangkan Iduladha atau tanggal 10 Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Simak Video "Video Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 6 Juni 2025"
(rns/rns)