Hewan hingga Tumbuhan Bisa Bertingkah Aneh Saat Gerhana Matahari

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 08 Apr 2024 22:00 WIB
Hewan hingga Tumbuhan Bisa Bertingkah Aneh Saat Gerhana Matahari. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pitris
Jakarta -

Gerhana bukan sekadar tontonan di langit. Saat Bulan 'memakan' Matahari saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024, siang hari akan memasuki senja, suhu akan turun, dan alam akan memperhatikannya dan bereaksi.

Banyak ilmuwan melihat gerhana sebagai peluang langka untuk memperkuat laporan anekdotal dengan mempelajari bagaimana alam merespons fenomena ini. Itu sebabnya, banyak laporan dari berbagai negara tentang perilaku tumbuhan dan hewan selama gerhana.

Beberapa ilmuwan menemukan bahwa ketika Matahari 'menghilang', serangga, burung, dan tumbuhan sepertinya memasuki pola malam hari. Contoh kasus, ilmuwan di beberapa negara melaporkan bahwa kunang-kunang mulai berkedip. Ada juga yang melaporkan kemunculan dua spesies tikus yang biasanya aktif di malam hari.

Memahami bagaimana gerhana mempengaruhi alam secara keseluruhan hampir mustahil. Itu karena gerhana tidak mengikuti salah satu aturan paling dasar dalam sains, yakni replikasi. Hal ini tidak terjadi secara teratur di tempat yang sama, panjangnya bervarias, dan fenomena itu terjadi pada waktu yang berbeda dalam sehari, pada musim yang berbeda.

"Banyak hal yang kami temukan dalam literatur justru seperti itu. Hal ini terjadi sesekali, sehingga membuat penasaran, namun secara umum tidak informatif mengenai perilaku hewan," kata Olav Rueppell, ilmuwan yang mempelajari biologi lebah madu di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip dari Washington Post.

Adam Hartstone-Rose, seorang profesor ilmu biologi di North Carolina State University, memimpin penelitian tentang bagaimana reaksi hewan terhadap gerhana tahun 2017 di Kebun Binatang Riverbanks di Columbia.

"Pada titik tertentu di Bumi, gerhana total terjadi setiap 375 tahun sekali. Jadi ini tidak seperti Anda mempelajari sesuatu yang sekarang dapat Anda gunakan lagi di masa depan, dan hal ini tentu saja berlaku untuk hewan," kata Hartstone-Rose.

"Tapi ini adalah peristiwa pemersatu. Kita semua memiliki pengalaman ini bersama-sama. Selama gerhana bulan April ini, kita semua akan berkomunikasi dengan hewan dan memikirkan bagaimana mereka mengalaminya," tambahnya.

Bereksperimen dengan alam

Studi tentang perilaku hewan saat gerhana cenderung terbagi dalam dua kategori. Beberapa ahli biologi yang berada di dekat jalur totalitas akan merancang penelitian untuk melihat bagaimana gerhana mempengaruhi organisme favorit mereka, apakah itu lebah madu atau simpanse.

Yang lain, mencoba mengaktifkan anggota masyarakat untuk mengambil data dan melakukan pengamatan di seluruh jalur, yang dapat digunakan para ilmuwan untuk membedakan pola-pola yang luas.

Proyek Eclipse Soundscapes yang didukung NASA, misalnya, akan mengumpulkan data audio dan observasi dari ratusan orang selama gerhana 8 April untuk mengulangi, dengan lebih teliti, studi sains warga tentang respons hewan terhadap gerhana tahun 1932.

Dalam studi hewan di kebun binatang yang dilakukan timnya pada tahun 2017, Hartstone-Rose meminta para peneliti secara sistematis mengamati 17 spesies, termasuk babon, flamingo, dan kura-kura Galapagos.

Kebanyakan dari mereka merespons kegelapan saat gerhana dengan berbagai cara, misalnya dengan memulai rutinitas sebelum tidur, bersikap cemas, atau melakukan aktivitas seksual.

Jerapah yang sedang mengunyah selada dan mengunyah makanannya, misalnya, berkerumun di dekat gudang. Lalu seekor komodo tidak bergerak selama sehari atau ada yang berlari mengitari kandangnya dan memanjat tembok.

Hartstone-Rose mengulangi pengamatannya tahun ini di Kebun Binatang Fort Worth di Texas, dan dia merekrut lebih dari seribu sukarelawan untuk mengumpulkan catatan perilaku hewan melalui proyek yang disebut Solar Eclipse Safari.

Selanjutnya: Perilaku burung, lebah madu, dan pepohonan




(rns/agt)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork