Cuaca ekstrem merupakan isu serius. Ini bisa mengancam hidup manusia dengan potensi bencana yang mengerikan. Akan tetapi, cuaca ekstrem dapat diprediksi oleh para ilmuwan sehingga langkah penyelamatan diri dapat dilakukan segera.
Dr Erma Yulihastin Pakar Klimatologi Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN menjelaskan hal ini dalam acara 'Eureka!: Waspada Cuaca Ekstrem', Senin (12/2/2024) malam.
"Jadi sebenarnya secara umum, prediksi cuaca di seluruh dunia itu menggunakan apa data hasil model global. Model global itu adalah model yang di-running oleh badan-badan internasional yang memodelkan seluruh wilayah di dunia. Hujannya, awannya, temperaturnya, dan sebagainya itu di-running setiap hari, " ujar Dr Erma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Model cuaca adalah simulasi komputer dari atmosfer. Ahli meteorologi menggunakan banyak model yang berbeda untuk prakiraan cuaca. Namun, tidak banyak negara yang memiliki model global. Negara yang punya model global di antaranya Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Baca juga: Prediksi Cuaca Saat Nyoblos 14 Februari 2024 |
Tapi, tidak bisa mengandalkan model global saja. Ilmuwan di Indonesia harus menjalankan model yang dijalankan di tiap wilayah agar prediksi cuaca bisa berjalan dengan akurat. Sayangnya, Indonesia masih memiliki PR besar dalam hal ini.
Dalam menentukan cuaca pun ada tantangan lainnya. Ini mengharuskan ilmuwan menggunakan data dan persamaan-persamaan rumit dari matematika, fisika hingga dinamika, sehingga membutuhkan komputasi berkinerja tinggi.
"Itu semua dihitung. Makanya membutuhkan komputer yang berkinerja tinggi, komputasi berkinerja tinggi, yang kita sebut high performing computing, karena nggak akan cukup ngitung segitu banyak parameter," tandasnya.
(ask/fay)