Bumi 3 Miliar Tahun Lalu Kemungkinan Planet Air
Hide Ads

Bumi 3 Miliar Tahun Lalu Kemungkinan Planet Air

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 10 Jan 2024 16:13 WIB
Foto Bumi dari Luar Angkasa
Bumi 3 Miliar Tahun Lalu Kemungkinan Planet Air. Foto: NASA
Jakarta -

Menurut penelitian yang dipimpin oleh Harvard University, perhitungan geokimia mengenai kapasitas penyimpanan air di bagian dalam Bumi menunjukkan bahwa lautan purba di planet yang kita tinggali ini, pada 3 hingga 4 miliar tahun yang lalu, mungkin berukuran satu hingga dua kali lebih banyak daripada sekarang. Air mungkin menutupi seluruh permukaan Bumi.

"Itu tergantung pada kondisi dan parameter yang kita lihat dalam model, seperti ketinggian dan sebaran benua, namun lautan purba bisa saja membanjiri lebih dari 70%, 80%, bahkan 90% benua awal," kata Junjie Dong, seorang mahasiswa Ph.D. Ilmu Bumi dan Planet di Earth and Planetary Sciences, Graduate School of Arts and Sciences, yang memimpin penelitian.

"Dalam skenario ekstrem, jika kita memiliki lautan yang dua kali lebih besar dari jumlah air yang kita miliki saat ini, hal tersebut mungkin akan membanjiri seluruh daratan yang kita miliki di permukaan Bumi awal," jelasnya seperti dikutip dari laman Harvard.edu seperti dilansir Rabu (10/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian yang dipublikasikan di AGU Advances di tahun 2021 ini menantang asumsi lama bahwa volume lautan di Bumi tidak banyak berubah sejak planet ini terbentuk. Pada dasarnya, makalah ini menyelidiki pemahaman asal usul air dan sejarah bagaimana tubuhnya berevolusi

"Dalam komunitas geologi, komunitas biologi, dan bahkan komunitas astronomi, mereka semua tertarik pada asal usul kehidupan, dan air adalah salah satu elemen kunci terpenting yang harus dipertimbangkan," kata Dong.

ADVERTISEMENT

Para peneliti tidak mencari tanda-tanda adanya air dalam bentuk cair, tetapi padanan kimianya, atom oksigen dan hidrogen, yang terikat pada bagian dalam planet.

Mereka mengumpulkan semua data dalam literatur ilmiah yang dapat mereka temukan tentang mineral yang memiliki tanda-tanda ini dan menggunakan angka tersebut untuk menghitung berapa banyak air yang ada di mantel Bumi, yang merupakan bagian terbesar dari interior planet. Angka itu disebut sebagai kapasitas penyimpanan air mantel planet dan akan berubah ketika bagian dalam planet terus mendingin.

Kelompok tersebut menghitung berapa angka tersebut saat ini dan berapa banyak yang dapat disimpan beberapa miliar tahun yang lalu untuk melihat bagaimana angka berubah.

Para ilmuwan kemudian membandingkan angka-angka itu dengan perkiraan geokimia mengenai berapa banyak air yang ada di dalam mantel saat ini.

Analisis menemukan bahwa kandungan air sebenarnya saat ini kemungkinan lebih tinggi daripada kapasitas air maksimum di mantel beberapa miliar tahun yang lalu, yang berarti air saat ini tidak akan mampu memenuhi mantel miliaran tahun yang lalu.

Hal ini menunjukkan bahwa air tersebut berada di tempat lain, yakni di permukaan Bumi. Menurut perhitungan para peneliti, jumlah air yang masuk ke dalam mantel Bumi berpotensi sama dengan jumlah seluruh lautan yang ada saat ini jika digabungkan.

"Ada air yang jatuh ke bagian dalam Bumi dari waktu ke waktu, hal ini masuk akal karena dengan lempeng tektonik ada beberapa lempeng di permukaan Bumi yang menukik dan turun ke bagian dalam serta membawa air turun bersamanya," kata Rebecca Fischer dan Clare Boothe Luce Assistant Professor of Earth and Planetary Sciences dan penulis utama studi lainnya.

"Tidak ada sumber air selain dari lautan yang ada di permukaan, sehingga hal ini menunjukkan bahwa lautan di masa lalu pasti berukuran lebih besar," sebutnya.

Penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa Bumi mungkin merupakan planet air. Namun para peneliti percaya bahwa penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menawarkan bukti kuantitatif berdasarkan kapasitas penyimpanan air di mantel Bumi.

Para peneliti menunjukkan beberapa keberatan dalam penelitian ini, yang utama adalah bahwa data tentang mineral yang digunakan untuk menentukan jumlah air di mantel planet ini terbatas jika menyangkut bagian yang lebih dalam, yang kedalamannya ribuan kilometer.

Dalam proyek berikutnya, Dong dan Fischer berencana menuju Mars. Mereka berencana menggunakan model serupa untuk menentukan jumlah air yang dapat disimpan di bagian dalamnya.

"Bukti tampaknya menunjukkan bahwa Mars awal memiliki sejumlah besar air di permukaannya. Kami ingin menyelidiki apakah air permukaan itu ada hubungannya dengan air yang mungkin tersimpan di dalamnya," kata Dong.




(rns/fay)