5 Negara Teraman dari 'Kiamat' Berdasarkan Studi
Hide Ads

5 Negara Teraman dari 'Kiamat' Berdasarkan Studi

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 26 Des 2023 05:48 WIB
Ilustrasi kiamat
Kehancuran Bumi semakin di depan mata, perubahan iklim adalah salah satu penyebabnya. Peneliti pun mencari tahu tempat terbaik pasca 'kiamat' Bumi. Foto: Getty Images/iStockphoto/mppriv
Jakarta -

Kehancuran Bumi semakin di depan mata, perubahan iklim adalah salah satu penyebabnya. Para peneliti pun mencari tahu tempat terbaik pasca 'kiamat' Bumi. Memanfaatkan data Global Adaptation Initiative dari University of Notre Dame, ilmuwan dari Anglia Ruskin University's Global Sustainability Institute di Inggris menyusul 20 negara paling rendah ancamannya.

Ada tiga kriteria yang diambil untuk menentukan negara tersebut, antara lain:

  • Daya dukung: Berapa banyak lahan yang digunakan untuk pertanian guna menopang populasi saat ini? Lahan pertanian per kapita yang tinggi merupakan hal yang baik.
  • Isolasi: Seberapa dekat negara ini dengan wilayah berpenduduk padat lainnya? Lebih jauh lebih baik.
  • Swasembada: Apakah suatu negara memproduksi energi terbarukan sendiri dan mempunyai kapasitas produksi? Lebih banyak lebih baik.

Melansir Business Insider, berikut ini daftar lima negara paling aman dari 'kiamat' atau kehancuran Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Selandia Baru

Selandia Baru berada jauh dari garis khatulistiwa sehingga secara alami daerahnya akan lebih dingin dibanding negara lain dunia. Ini membantu ketika peningkatan suhu besar terjadi di Bumi.

Selain itu, hampir 40% pasokan energi utama negara ini berasal dari sumber energi terbarukan dan negara ini menghasilkan energi yang cukup untuk memenuhi 75% kebutuhan energinya. Pun ketika pandemi COVID-19 melanda, hanya 26 orang yang meninggal dunia karena COVID-19 di sana. Dengan begitu, Selandia Baru membuktikan bahwa pemimpin dan wilayahnya mampu bertahan di masa-masa yang sulit.

ADVERTISEMENT

2. Islandia

Islandia adalah rumah dari energi terbarukan. Di sana, penggunaan tenaga geothermal (panas bumi) dan tenaga air banyak dimanfaatkan.

Karena letaknya lebih dekat ke Kutub Utara dibandingkan garis khatulistiwa, iklim Islandia jauh lebih sejuk dibandingkan wilayah lain di planet ini. Jadi lahan subur seharusnya tetap bisa dipertahankan di tengah iklim yang terus memanas.

Islandia kaya akan perikanan di sepanjang garis pantainya, sehingga persediaan makanan akan aman jika terjadi bencana alam. Menurut Global Sustainability Institute, negara ini memiliki beberapa 'kondisi awal yang menguntungkan' dan siap untuk bertahan dari bencana.

3. Inggris

Inggris memiliki banyak lahan pertanian, iklim bersuhu lebih sejuk, dan curah hujan tinggi. Sehingga, Inggris dipercaya mampu membangun kembali masyarakat pasca bencana. Daerah ini juga tidak sering dilanda bencana alam besar, sehingga menjadi pertanda baik bagi kelangsungan hidup di daerah tersebut.

Lebih lanjut, hampir separuh energi di Inggris berasal dari bahan bakar fosil dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sekitar 42% listrik di negara ini berasal dari energi terbarukan dan terus meningkat.

4. Australia

Studi mencatat bahwa perubahan iklim diperkirakan akan berdampak besar pada Australia. Wilayah yang sering hujan akan mengalami lebih banyak curah hujan, gurun akan mendapatkan lebih sedikit air, dan pepohonan menjadi semakin kering karena kondisi panas dan gersang telah menyebabkan kebakaran hutan berulang kali di benua tersebut.

Namun, Tasmania negara kepulauan yang terletak tepat di lepas pantai Australia menghadapi lebih sedikit dampak perubahan iklim. Di sana juga sudah menggunakan banyak pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit listrik tenaga angin. Seperempat dari pulau ini telah digunakan untuk pertanian, dan hal ini dapat ditingkatkan jika terjadi bencana. Para penulis penelitian mencatat bahwa Tasmania bisa menjadi 'sekoci' Australia jika kondisi di benua utama menjadi tidak dapat dihuni.

5. Irlandia

Iklim Irlandia mirip dengan Inggris dengan banyak curah hujan dan tanah subur. Populasi Irlandia juga tidak banyak yang mana berarti permintaan energinya lebih sedikit. Meskipun sekitar sepertiga energi Irlandia berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2018, kawasan ini terus memperluas inisiatif energi bersih melalui pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga air.

Permintaan energi yang rendah dan peningkatan sumber energi terbarukan menjadikannya tempat yang menjanjikan untuk bunker kiamat, para penulis menyimpulkan.

Halaman 2 dari 2
(ask/rns)