Percakapan dengan paus bungkuk menjadi salah satu metode dalam mempelajari cara berkomunikasi dengan Alien. Begitulah yang dikatakan riset terbaru.
Para ilmuwan dari SETI Institute, University of California Davis and the Alaska Whale Foundation, belum lama ini melakukan percakapan dengan paus bungkuk bernama Twain. Mereka mengandalkan speaker bawah laut untuk melakukan panggilan terhadap paus tersebut. Dengan mencocokkan variasi interval di antara sinyal pada setiap panggilan selama 20 menit, Twain mampu merespon para ilmuwan.
Ini mengingatkan kita pada film Star Trek, ketika sebuah kru memperoleh transmisi paus alien yang hanya bisa diterjemahkan di bawah laut. Faktanya, film fiksi ilmiah itu memang berimplikasi pada Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), merujuk pada pernyataan dari SETI sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya bahwa ini merupakan pertukaran komunikatif pertama yang dilakukan antara manusia dengan paus bungkuk menggunakan bahasa paus tersebut," ujar Brenda McCowan, pemimpin penulis riset dari U.C. Davis, seperti dikutip detikINET dari Live Science, Senin (18/12/2023).
Seperti halnya kru astronot yang mensimulasikan misi ke Mars atau Bulan, tim SETI mempelajari sistem komunikasi paus bungkuk demi pemahaman yang lebih baik terkait bagaimana mendeteksi dan menginterpretasi sinyal dari luar angkasa. Temuan mereka bisa digunakan untuk mengembangkan filter yang nantinya akan diaplikasikan pada penerimaan sinyal ekstraterestrial apapun.
"Karena adanya keterbatasan teknologi, maka asumsi penting yang bisa dipegang saat ini dalam pencarian kecerdasan ekstraterestrial adalah bahwa makhluk luar angkasa juga akan tertarik melakukan kontak atau mentarget manusia," kata Laurence Doyle, penulis rekan riset dari Lembaga SETI.
Setiap tanggapan Twain pada panggilan ilmuwan menunjukkan tingkat kemutakhiran dari pemahaman dan interaksi ini. Paus tersebut mendekat dan memutari perahu tim setelah mendengarkan panggilan kontak dari speaker bawah laut. Mencocokkan variasi interval di antara setiap panggilan yang serupa dengan gaya percakapan manusia.
"Paus bungkuk itu sungguh cerdas, memiliki sistem sosial yang rumit, membuat alat misalnya membuat jaring dari gelembung untuk menangkap ikan, dan berkomunikasi melalui nyanyian maupun panggilan sosial," tutur Fred Skarpe, penulis rekan riset dari Alaska Whale Foundation.
Bekerja untuk paus bungkuk dapat memberikan kesempatan menarik dalam mempelajari komunikasi cerdas pada spesies non-manusia. Tim ilmuwan mengaplikasikan prinsip teori informasi dalam mengembangkan filter yang mampu membantu proses sinyal ekstraterestrial dan pencarian kehidupan cerdas di luar Bumi.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rns/rns)