Dalam debat capres (calon presiden) pertama, capres nomor urut 1 Anies Baswedan ditanya capres nomor urut 2 Prabowo Subianto soal penanganan polusi udara. Yang jadi perhatian publik, keduanya membawa-bawa angin.
"Bagaimana anggaran Rp 80 triliun, Pak Anies, sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu berarti untuk mengurangi polusi," kata Prabowo dalam Debat Pertama Capres 2024 di KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12) malam.
Ditanya begitu, Anies mengatakan pertanyaan Prabowo kurang akurat. Dia pun mengatakan bahwa polusi mengikuti arah angin. Prabowo pun tidak puas dengan jawaban Anies dan menilai tidak seharusnya Anies menyalahkan angin atas polusi di Jakarta.
Melansir UCAR, Rabu (13/12/2023) ada banyak solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah polusi udara. Untuk meningkatkan kualitas udara dan memperlambat pemanasan iklim, perubahan perlu dilakukan dalam skala nasional dan global. Namun, tindakan pada tingkat individu dan komunitas juga memiliki peran penting.
Berikut ini adalah hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi polusi udara:
1. Kurangi penggunaan batu bara
Polusi dari pembakaran semua bahan bakar fosil berbahaya bagi atmosfer, namun pembakaran batu bara memiliki dampak yang lebih besar terhadap polusi udara dibandingkan pembakaran minyak atau gas. Ini disebabkan pembakaran tersebut melepaskan lebih banyak karbon dioksida, sulfur dioksida, dan polutan logam berat per unit energi.
Selain itu, lebih dari sepertiga listrik yang dihasilkan di dunia berasal dari pembakaran batu bara. Baru di tahun 2014, permintaan batu bara global mulai menurun. Di Amerika Utara, pembangkit listrik tenaga batu bara digantikan oleh gas alam. Beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan bahkan sudah lebih bergantung pada energi nuklir.
2. Kurangi pemakaian mobil
Mobil dan kendaraan menghasilkan gas buang yang penuh dengan karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan polutan lainnya. Mengurangi mengemudi, lebih memilih transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki, sudah diketahui dapat membantu mengurangi polusi udara secara signifikan. Saat menggunakan mobil, usahakan untuk selalu menjaga kondisi mesin guna mengurangi konsumsi bahan bakar.
Menggunakan transportasi yang terintegrasi juga menjadi solusi. Karena itu, pemerintah harus bisa mewujudkan moda transportasi yang memenuhi rute masyarakat. Saat ini di Jakarta, sudah banyak transportasi yang bisa diintegrasikan seperti memadukan angkutan umum Jaklingko atau bis Transjakarta dengan LRT, KRL, atau MRT.
3. Hemat energi
Permintaan listrik, yang sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, telah meningkat selama beberapa dekade terakhir. Hematlah energi dengan mematikan lampu yang tidak terpakai dan membeli peralatan yang memiliki tingkat efisiensi energi. Kapan pun memungkinkan, berinvestasilah pada sumber energi terbarukan untuk memberi daya pada rumah.
4. Pantau kualitas udara setiap hari
Pada hari-hari ketika tingkat polusi tinggi, ambil tindakan untuk membantu mengurangi risiko kelompok yang paling rentan. Mengurangi penggunaan mobil dapat membantu pada hari-hari dengan tingkat polusi ozon yang tinggi. Pun ketika polutan partikel tinggi, hindari pembakaran sampah pekarangan.
5. Buat inisiatif dengan masyarakat
Di seluruh dunia, banyak solusi yang ada saat ini merupakan hasil dari kebersamaan masyarakat untuk menuntut perubahan. Warga di Shenzhen, China, menginspirasi peralihan ke bus listrik di kota mereka. Di Brussels, Belgia, sebuah gerakan yang dimulai oleh para orang tua yang prihatin terhadap kualitas udara yang buruk di sekolah menghasilkan rencana untuk berinvestasi pada transportasi umum dan sepeda, serta larangan terhadap mobil berbahan bakar bensin pada tahun 2030. Lagi, di banyak negara, pemerintah menutup pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengeksplorasi sumber energi baru karena warganya peduli terhadap pemanasan global.
Simak Video "Video: Selamat! Anies Baswedan Sambut Kelahiran Cucu Pertamanya"
(ask/fay)