Penggunaan nyamuk wolbachia untuk menurunkan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menuai pro dan kontra. Bill Gates sebagai sosok yang mensponsori metode ini, tampaknya harus bekerja lebih keras untuk meyakinkan masyarakat.
Pada 2016, Bill Gates pernah mengatakan bahwa teknologi baru pemberantas beberapa spesies nyamuk siap digunakan secara luas, meskipun saat itu ia mengakui tidak ada kerangka peraturan yang menyetujui metode tersebut.
Gates mencatat bahwa jalur regulasi untuk teknologi ini 'tidak jelas' dan belum diketahui secara pasti apa yang perlu dilakukan dari sudut pandang hukum sebelum memusnahkan beberapa spesies nyamuk dengan cara ini. Namun ketika itu ia dengan yakin berkata, "Saya akan menerapkannya dua tahun dari sekarang." Komentar tersebut disampaikan Bill Gates pada Forbes 400 Summit on Philanthropy di New York, Juni 2016.
Teknologi baru biologi molekuler
Teknologi baru, yang disebut penggerak gen, memanfaatkan kemajuan dalam biologi molekuler untuk meniru sesuatu yang telah ada di alam selama beberapa waktu.
Sebagian besar gen memiliki peluang 50% untuk diturunkan kepada keturunannya. Namun ada pula yang secara agresif memasukkan dirinya ke dalam DNA, meningkatkan peluang mereka dan membajak proses normal evolusi.
Para ilmuwan kemudian meningkatkan proses ini dengan menggunakan CRISPR-Cas9, gen dari bakteri yang dapat digunakan untuk mengedit DNA dengan mudah. Mereka telah menciptakan gen yang secara agresif mendorong dirinya ke dalam genom subjek. Pada dasarnya, semua keturunan mendapatkan gen tersebut.
Seperti yang telah dicoba oleh beberapa peneliti, gen tersebut adalah salah satu yang menghambat reproduksi nyamuk betina, sehingga spesies nyamuk tersebut akan punah. Dengan demikian, penyakit yang dibawanya tidak akan menyebar ke spesies nyamuk lain.
Bill Gates dan mantan istrinya Melinda, melalui Bill & Melinda Gates Foundation, selama bertahun-tahun 'berperang' melawan nyamuk. Bill Gates bahkan pernah menerbitkan sebuah tulisan yang menyebut nyamuk adalah hewan paling mematikan di dunia. Dengan menyebarkan penyakit seperti malaria dan demam berdarah, nyamuk membunuh 725 ribu orang setiap tahunnya.
"Jumlah tersebut hampir dua kali lipat jumlah orang yang dibunuh oleh manusia, 14 kali lebih banyak dari jumlah orang yang dibunuh oleh ular, dan 7.000 kali lebih banyak dari jumlah orang yang dibunuh oleh singa," ujarnya.
Menanggapi tudingan bahwa teknologi baru ini kontroversial dan dikhawatirkan berisiko menimbulkan kecelakaan laboratorium serta menjadi senjata pemusnah massal, Gates mengakui ketakutannya. Namun ia memilih untuk tidak membagikan opininya tentang itu.
"Saya harus selalu menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang yang menganggap hal ini menakutkan untuk dilakukan, meskipun saya berpikir hal itu tidak akan terjadi," ujarnya.
"Saya pikir cara kami melakukan konstruksi ini akan menjadikannya alat yang sangat penting dalam pemberantasan malaria," tambahnya.
Simak Video "Video: Habis Elon Musk, Kini Giliran Bill Gates Kritik Kebijakan Trump"
(rns/fay)