Kereta cepat di beberapa negara menggunakan teknologi magnetic levitation. Contohnya adalah Shanghai Maglev China dan Yamanashi Maglev Jepang, tapi tidak Indonesia. Sebenarnya, apa keunggulannya?
Dalam acara 'Eureka! Edisi ke-19: Kereta Canggih Dunia', Dr Adhi Dharma Permana periset pada Pusat Riset Teknologi Transportasi (BRIN) menjelaskan bahwa maglev dikembangkan oleh banyak negara. Salah satu negara yang mengembangkannya termasuk China dan Jerman.
Tapi, kereta cepat Indonesia tidak mengadopsi teknologi maglev. Maglev sendiri adalag jenis kereta yang bergerak pada posisi melayang atau mengambang karena gaya elektromagnetik. Maglev memang sering digunakan sebagai alat transportasi jarak jauh dan tidak menghasilkan suara mekanis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maglev itu menggunakan medan magnet agar kereta itu melayang, kurang lebih 10 mili atau 10 cm, sehingga tidak terjadi friksi atau gesekan antara dua bidang kontak. Kalau kereta konvensional itu kan menggunakan roda, sehingga pasti masih ada friksi," kata Adhi.
Dengan tidak adanya friksi atau gesekan, ini bakal membuat kereta memiliki kecepatan jauh lebih tinggi. Karena itu, banyak negara yang mengadopsi teknologi maglev untuk transportasi cepatnya.
"Yang di Jepang yang, kalau tidak salah yang sudah dikembangkan itu mencapai 600 km per jam. Di China sudah mencapai 800 km per jam," tandasnya.
Baca juga: Cara Kerja Kereta Cepat Bisa Melesat |
(ask/ask)