Kekeringan Sungai Amazon Pecah Rekor Terparah, Lumba-lumba Mati
Hide Ads

Kekeringan Sungai Amazon Pecah Rekor Terparah, Lumba-lumba Mati

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 24 Okt 2023 12:45 WIB
Sungai Amazon kekeringan
Kekeringan Sungai Amazon Capai Rekor Terparah Tahun Ini. Foto: Reuters
Jakarta -

Sungai-sungai di hutan hujan Amazon telah menyusut hingga mencapai rekor terparah karena mengalami musim kekeringan terburuk yang pernah terjadi di kawasan ini. Kekeringan ini sangat buruk karena melanda ekosistem yang penting bagi stabilitas iklim global.

Pihak yang berwenang di Negara Bagian Amazonas, Brasil, melaporkan ketinggian air di Rio Negro, salah satu sungai terbesar di dunia berdasarkan tingkat debit, telah jatuh ke titik terendah sepanjang masa pada minggu ini.

Ketinggian udara di dekat kota Manaus telah turun lebih jauh lagi pada akhir pekan lalu setelah peringatan tersebut, turun dari 13,59 m menjadi 13,19 m.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami belum pernah melihat hal seperti ini. Ini adalah kekeringan terburuk dalam sejarah," kata Gubernur Amazonas Wilson Lima, yang telah mengumumkan keadaan darurat di lebih dari 50 kota besar dan kecil.

Dikutip dari Financial Times, Selasa (24/10/2023) peran Amazon sebagai penyerap karbon dioksida raksasa telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya tingkat penggundulan hutan.

ADVERTISEMENT

Beberapa bagian dari hutan hujan terbesar di dunia ini juga semakin rentan terhadap kebakaran, yang menurut para ahli meteorologi kini diperburuk oleh kekeringan.

Wilayah ini mengalami kebakaran terburuk pada bulan Oktober di negara bagian Amazonas sejak pencatatan dimulai 25 tahun yang lalu dengan lebih dari 2.700 kebakaran dilaporkan sepanjang bulan ini, menurut Institut Penelitian Luar Angkasa Nasional Brasil.

Para ilmuwan mengatakan kekeringan disebabkan oleh kombinasi peristiwa cuaca El NiΓ±o yang memanaskan permukaan Samudera Pasifik khatulistiwa bagian timur, dan aliran udara hangat yang tidak biasa di Samudera Atlantik di atas khatulistiwa.

Hal ini secara bersamaan menghambat pembentukan awan dan menyebabkan curah hujan turun tajam. Di Kota Belem, Amazon, curah hujan bulan lalu adalah seperempat dari tingkat curah hujan pada bulan September.

Tujuh bagian Sungai SolimΓ΅es Atas telah dinyatakan dalam keadaan darurat, demikian juga delapan bagian Sungai SolimΓ΅es Tengah. SolimΓ΅es adalah nama yang biasanya digunakan untuk Merujuk pada bagian atas Sungai Amazon, antara Manaus dan perbatasan dengan Peru.

Gambar dari wilayah tersebut menunjukkan sungai-sungai yang biasanya menggembung kini benar-benar kering. Menurut otoritas Negara Bagian Amazonas, sekitar setengah juta penduduk terkena dampaknya.

Karena sungai-sungai yang tandus, rute-rute pelayaran utama terhenti, menyebabkan berkurangnya pasokan makanan, bahan bakar, dan barang-barang kebutuhan pokok ke banyak wilayah di daerah tersebut. Para ilmuwan juga telah memperingatkan potensi wabah penyakit, termasuk malaria dan hepatitis A.

Kekeringan juga berdampak pada satwa liar asli di wilayah tersebut. Sejumlah lumba-lumba Sungai Amazon berwarna merah muda terdampar dan mati di pantai dalam beberapa minggu terakhir.

Awal tahun ini, para ilmuwan memperingatkan potensi risiko El NiΓ±o yang membantu pola iklim yang sudah berubah di wilayah tersebut.

"El NiΓ±o membuat wilayah menjadi lebih panas dan kering, itu wajar. Masalahnya adalah iklim telah berubah," kata Erika Berenguer, peneliti asal Brasil di Oxford University, Inggris.

Ia seraya menyebutkan bahwa ada wilayah yang suhunya kini 2,5 derajat Celcius lebih panas dibandingkan suhu rata-rata sebelumnya selama musim kemarau.

"Kita mengalami musim kemarau yang lebih kuat dan intens. Dan hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan," tutupnya.




(rns/afr)