Batas Planet Dilanggar Manusia Demi Pertahankan Peradaban

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 17 Sep 2023 13:27 WIB
Foto: REUTERS/Roscosmos/Handout via Reuters
Jakarta - Kemampuan Bumi untuk mendukung masyarakat manusia dalam skala besar berada dalam bahaya kehancuran karena ketergantungan kita pada praktik-praktik yang merusak lingkungan. Menurut sebuah studi, manusia telah melampaui enam dari sembilan 'batas planet' demi mempertahankan peradaban kita.

Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, kerangka batas planet menggambarkan sembilan batasan penting sistem Bumi yang harus dipatuhi agar lingkungan global tetap berada dalam batas stabil yang ditentukan Holosen. Dimulai sekitar 12 ribu tahun yang lalu, zaman geologis ini ditandai dengan fluktuasi suhu dan curah hujan yang minimal. Semua ini memberikan kondisi yang memungkinkan munculnya semua peradaban besar manusia.

Namun, peningkatan emisi karbon sejak dimulainya Revolusi Industri telah mengubah iklim global, membawa kita keluar dari jendela variabilitas Holosen dan memasuki wilayah yang belum dipetakan yang dijuluki Anthropocene. Analisis pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa enam dari sembilan batas planet telah terlampaui, dan studi terbaru menunjukkan bahwa kita terus bergerak ke arah yang salah selama delapan tahun terakhir.

"Pembaruan kerangka batas planet ini menemukan bahwa enam dari sembilan batas telah dilanggar, menunjukkan bahwa Bumi kini berada jauh di luar ruang operasi yang aman bagi umat manusia," tulis para peneliti seperti dikutip dari IFL Science.

"Tingkat pelanggaran telah meningkat untuk semua batasan yang sebelumnya diidentifikasi telah dilampaui pada tahun 2015," mereka menambahkan.

Berbeda dengan analisis sebelumnya, studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science Advances ini memberikan nilai numerik untuk masing-masing sembilan batas tersebut, sehingga memberikan indikasi nyata seberapa jauh kita telah melampaui batas tersebut. Misalnya, ketika membahas batasan perubahan iklim, penulis penelitian menjelaskan bahwa batas aman konsentrasi karbon dioksida di atmosfer adalah 350 bagian per juta (ppm).

Analisis mereka mengungkapkan bahwa tingkat emisi ini telah terlampaui pada tahun 1988, meskipun simulasi menunjukkan bahwa emisi 35 tahun yang lalu masih cukup rendah sehingga suhu global tidak akan meningkat lebih dari 0,6°C selama 800 tahun ke depan. Sayangnya, konsentrasi karbon dioksida meroket hingga 417 ppm, sehingga menyebabkan peningkatan pemanasan global yang lebih tajam.

Batasan planet yang terlampaui lainnya mencakup perubahan sistem lahan, penggunaan air tawar, aliran biogeokimia (mengacu pada tingkat nitrat dan fosfat pada ekosistem alami sebagai akibat dari limpasan pertanian dan industri), dan 'entitas baru' yang mencakup polutan buatan seperti plastik dan bahan kimia. Para penulis penelitian juga menyoroti pentingnya batas lain yang disebut integritas biosfer, yang diukur berdasarkan laju hilangnya spesies dan jumlah total fotosintesis yang terjadi di seluruh dunia.

Menurut perhitungan para peneliti, tingkat kepunahan saat ini sekitar 100 kali lipat dari tingkat kepunahan sebelumnya, sementara manusia kini menggunakan sekitar sepertiga dari seluruh energi yang seharusnya digunakan untuk mendukung keanekaragaman hayati.

"Melintasi enam batas tidak berarti akan terjadi bencana, namun ini merupakan sinyal peringatan yang jelas," kata penulis studi Katherine Richardson dalam sebuah pernyataan.

"Kita bisa menganggapnya seperti mengukur tekanan darah kita sendiri. Tekanan darah di atas 120/80 tidak menjamin terjadinya serangan jantung, namun meningkatkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, kita harus mencoba untuk menurunkannya. Demi kepentingan kita sendiri dan anak-anak kita, kita perlu mengurangi tekanan terhadap enam batas planet ini," jelasnya.

Dari tiga batasan planet yang belum dilewati, hanya penipisan ozon yang saat ini bergerak ke arah yang benar, sebagian besar disebabkan oleh pengurangan penggunaan klorofluorokarbon (CFC) sebagai akibat dari Protokol Montreal tahun 1987.

Dua kategori lainnya, pengasaman laut dan pemuatan aerosol di atmosfer - masih berada dalam batas 'ruang operasi yang aman', namun dengan cepat menuju ke batas tersebut.

Simak Video "Video: Norwegia Masuk Daftar 55 Negara dalam Perjanjian Artemis NASA"


(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork