Begini Cara Kerja Modifikasi Cuaca, Bilas Polusi Udara Jabodetabek
Hide Ads

Begini Cara Kerja Modifikasi Cuaca, Bilas Polusi Udara Jabodetabek

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 22 Agu 2023 18:00 WIB
Cara Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
Begini Cara Kerja Modifikasi Cuaca untuk Bilas Polusi Udara Jabodetabek. Foto: 20detik
Jakarta -

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan akan menerapkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan hingga uji emisi untuk mengatasi polusi udara.

"Terhadap situasi (polusi udara) seperti ini, kita lakukan hujan buatan di lokal sehingga udaranya jadi dibersihkan. Kita sudah minta hari ini atau besok itu sudah dilakukan, harus ada hujan buatan, agar sedikit membersihkan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta, Senin (21/8).

Ia menyampaikan, pihaknya akan terus mengevaluasi hasil dari modifikasi cuaca berupa hujan buatan tersebut secara berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti Nurbaya juga menyebutkan di KLHK kini telah disediakan tempat khusus untuk uji emisi, agar masyarakat bisa memeriksa tingkat emisi yang dihasilkan kendaraan masing-masing secara gratis.

Cara kerja modifikasi cuaca

Teknologi modifikasi cuaca (TMC) adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari situs BPPT (sekarang Pusat Sains BRIN), tujuan modifikasi cuaca umumnya untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau dapat juga digunakan untuk kondisi sebaliknya (rain reduction).

Dalam konteks pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim, TMC menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan dalam mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.

Teknologi Modifikasi CuacaTeknologi Modifikasi Cuaca. Foto: BPPT

Selama ini, masyarakat mengenal TMC menggunakan pesawat yang menebarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara. Selain itu, ada metode lain untuk menghantarkan bahan semai itu ke awan.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengembangkan metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat, diantaranya dengan menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare untuk sistem statis.

Kedua metode ini mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menghantarkan bahan semai ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awanorografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagaitargetnya. Tak heran, metode GBG dan Pohon Flare biasanya digunakan di wilayah yang mempunyai topografi pegunungan.

TMC di Jabodetabek

Pada Sabtu (19/8), satu sorti penerbangan penyemaian awan dilakukan selama 2 jam penebangan (14.15-16.00 WIB) dengan menaburkan 800 kg garam semai di atas ketinggian 9.000-10.000 kaki.

"Sabtu kemarin sudah dilaksanakan satu sorti penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," ungkap Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo, dalam keterangan tertulis di situs BRIN.

TMC dilakukan dengan target 'mengganggu' stabilitas atmosfer lewat penaburan bahan semai dalam bentuk dry ice atau es kering di ketinggian tertentu yang memiliki hamparan awan serupa karpet panjang.

Hasilnya, berdasarkan data radar pada Sabtu (19/8) sore, wilayah Ciomas ke arah Gunung Salak, Bogor, terpantau mendung. Selain itu, hujan dengan intensitas ringan terjadi pada 17.27 hingga 19.51 WIB di Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, dan Tenjolaya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyebutkan, daerah Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, dan Cigombong juga dilaporkan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Daerah lain Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan ringan pada 19.00 - 21.00 WIB. Sementara, berdasarkan Ikhtisar Cuaca Harian BMKG Minggu (20/8), Jabodetabek nihil catatan hujan.




(rns/rns)