Hiu megalodon adalah salah satu predator terbesar yang pernah hidup di dunia. Ia dikenal terutama karena giginya yang besar dan panjang tubuhnya mungkin mencapai 18-20 meter.
Otodus megalodon, demikian nama ilmiahnya, hidup hampir di seluruh dunia kira-kira 15 hingga 3,6 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan, dalam sebuah studi terbaru, mendapat wawasan baru pola ukuran tubuh megalodon.
Mereka memeriksa ulang catatan yang diterbitkan tentang kejadian geografis gigi Megalodon bersama dengan perkiraan total panjang tubuh mereka.
Studi tersebut menunjukkan bahwa hiu megalodon atau megatooth yang telah punah tumbuh lebih besar karena tinggal di lingkungan yang lebih dingin daripada di daerah yang lebih hangat.
"Temuan kami menunjukkan pola ukuran tubuh yang sebelumnya tidak dikenali untuk fosil hiu, terutama mengikuti pola ekologis yang didorong oleh geografi yang dikenal sebagai kaidah Bergmann," kata profesor paleobiologi DePaul University Kenshu Shimada dikutip dari Tech Explorist, Selasa (8/8/2023)
Menurut aturan Bergmann, hewan yang lebih besar tumbuh subur di iklim yang lebih sejuk. Hal itu karena ukurannya membantu mereka menahan panas lebih efisien dibandingkan hewan dengan tubuh lebih kecil.
"Para ilmuwan terus-menerus mencari rahasia kehidupan yang membantu kita memprediksi pola alam, dan tampaknya kaidah Bergmann diterapkan pada Otodus megalodon," kata rekan penulis Victor Perez, ahli paleontologi di Calvert Marine Museum di Maryland, AS.
Para ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi kemungkinan area pembibitan fosil hiu. Lokasi tersebut rata-rata menghasilkan gigi megalodon yang lebih kecil dibandingkan dengan lokasi megalodon lainnya.
Namun, studi baru menemukan bahwa area pembibitan megalodon yang sebelumnya teridentifikasi terletak di dekat garis khatulistiwa, yang airnya lebih hangat.
"Otodus megalodon masih mungkin dapat memanfaatkan area pembibitan untuk memelihara hiu muda. Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa lokasi fosil yang terdiri dari gigi megalodon yang lebih kecil mungkin merupakan produk hiu individu yang mencapai ukuran tubuh keseluruhan yang lebih kecil hanya sebagai hasil dari air yang lebih hangat," ujar Harry Maisch, anggota fakultas di Bergen Community College dan Fairleigh Dickinson University di New Jersey, AS.
Sementara itu, Martin Becker, seorang profesor ilmu lingkungan di University of William Paterson di New Jersey, mengatakan bahwa gagasan studi baru ini berasal dari percakapan santai yang terjadi selama perjalanan memancing baru-baru ini ke Florida Keys oleh penulis utama, keluarganya, dan ia sendiri.
"Sebenarnya semua berawal dari pertanyaan mendasar: di mana ikan besar hidup?" sebutnya.
Michael Griffiths dan profesor lingkungan lainnya di University of William Paterson mengatakan, hasil penelitian ini memiliki implikasi penting untuk memahami bagaimana perubahan iklim modern mempercepat pergeseran habitat laut ke garis lintang yang lebih kutub pada predator puncak seperti hiu.
Profesor paleobiologi University of DePaul Kenshu Shimada mengatakan, kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa tidak semua individu megalodon yang berbeda secara geografis tumbuh menjadi ukuran raksasa secara merata.
"Gagasan umum bahwa spesies ini mencapai 18-20 meter harus diterapkan terutama pada populasi yang mendiami lingkungan yang lebih dingin," tutupnya.
Simak Video "Gua Kolotok, Dari Mitos Santet ke Perburuan Gigi Megalodon di Sukabumi"
(rns/fay)