Cahaya ledakan bom atom sulit dideskripsikan. Panas dari ledakannya pun tidak seperti apa pun di Bumi. Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, ketika senjata atom pertama diuji, mereka menyebutnya seperti cahaya kosmik karena cahaya semacam itu hanya ditemukan di bagian dalam bintang yang memungkinkan suhu mencapai puluhan juta derajat. Dampak dari pengujian yang diberi nama kode Trinity ini sungguh menyengsarakan.
Bom yang diledakkan pada Juli tahun 1945 ini memiliki kekuatan setara 20 kiloton TNT. Pengujian dipimpin fisikawan J. Robert Oppenheimer dalam sebuah misi yang disebut Proyek Manhattan. Operasi itu ditetapkan sebagai operasi sangat rahasia, sehingga mereka mencari cara menyembunyikannya. Maka, Oppenheimer dan rekan-rekannya mempertimbangkan beberapa lokasi, termasuk sepetak gurun di sebelah timur Los Angeles, sebuah pulau di barat daya Santa Monica, dan serangkaian gundukan pasir sepuluh mil lepas pantai Texas. Akhirnya, mereka memilih tempat dekat Alamogordo, New Mexico.
Daerah di sekitar lokasi pengujian diketahui berpenduduk jarang tetapi tidak tandus sama sekali. Kota terdekat yang berpenduduk lebih dari lima puluh orang berjarak 48 km, dan peternakan terdekat yang ditempati hanya berjarak 19 km. Jarak tersebut mungkin terdengar cukup jauh untuk ditempuh, namun nyatanya tidak cukup untuk menjauhkan penduduk setempat dari paparan cahaya dari ledakan atau awan radioaktif.
Jenderal Thomas Farrell, wakil komandan Proyek Manhattan, berada di bunker kontrol bersama Oppenheimer saat ledakan terjadi. "Seluruh wilayah itu diterangi cahaya yang membakar dengan intensitas berkali-kali lipat dari Matahari di siang hari," tulisnya dalam kesaksian tersebut seperti dikutip dari New Yorker.
"Cahaya itu berwarna emas, ungu, abu-abu, dan biru, menerangi setiap puncak, jurang, dan punggung pegunungan di dekatnya dengan kejernihan dan keindahan yang tidak dapat dijelaskan tetapi harus dilihat untuk dibayangkan," ujarnya.
Dalam perkembangannya, bom atom ini kemudian dikembangkan menjadi senjata pemusnah massal yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Menyadari temuannya berdampak ledakan dahsyat, Oppenheimer merasa tangannya berlumuran darah dan sangat menyesalinya.
Ia bahkan mengatakan sebuah kalimat terkenal dari kitab suci Hindu Bhagavad Gita: "Saya menjadi kematian, penghancur dunia," ujarnya. Senjata nuklir kemudian mengakhiri Perang Dunia II dan menimbulkan ketakutan akan pemusnahan nuklir selama beberapa dekade.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa kejatuhan zat radioaktif dari uji Trinity mencapai 46 negara bagian Kanada dan Meksiko dalam waktu 10 hari setelah ledakan. Penelitian terpisah juga menyebutkan bahwa warga sipil di New Mexico telah terpapar radiasi membahayakan.
Tularosa Basin Downwinders Consortium, lembaga yang mengadvokasi keluarga para penyintas yang terkena dampak pengujian Trinity, mengungkap bahwa peristiwa itu menyebabkan banyak dari keluarga penduduk di sekitar tempat pengujian bom atom berjuang melawan kanker langka selama beberapa generasi dan penderitaan mereka telah diabaikan.
Simak Video '5 Ledakan Terbesar dalam Sejarah, Bom Atom Oppenheimer Kalah Jauh':
(rns/rns)