3. Atlantis Adalah Antartika
Sebuah teori lainnya mengemukakan bahwa Atlantis sebenarnya adalah versi yang jauh lebih hangat dari benua Antartika yang dingin, yang ada saat ini. Ini didasarkan pada buku Charles Hapgood tahun 1958, 'Earth's Shifting Crust', yang menyangkal teori pergeseran benua yang sangat populer di kalangan ilmuwan pada saat itu, sebelum pemahaman kita tentang lempeng tektonik berlaku sepenuhnya.
Sebaliknya, dia menyarankan kerak Bumi bergerak 12 ribu tahun yang lalu, menyebabkan benua yang sekarang menjadi Antartika, bergerak lebih jauh ke selatan dari posisi aslinya di Atlantik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses ini, pada gilirannya, memberikan penjelasan tentang Atlantis, dengan beberapa hipotesis bahwa kondisi yang lebih hangat dan lebih beriklim di benua itu dapat memberi jalan bagi peradaban yang lebih maju.
Namun ketika perubahan mendadak ini terjadi, masyarakat tidak bisa menghadapi suhu yang turun drastis. Pendukung teori tersebut berpendapat bahwa kota yang pernah berkembang itu kemudian terkubur di bawah lapisan es.
Klaim adanya tanah tersembunyi di bawah benua es bahkan membuat para ilmuwan berusaha menemukan bukti keberadaan kehidupan manusia. Pada 2017, penemuan sistem hidrolis di bawah lapisan es di Antartika membuat orang berhipotesis bahwa itu adalah bukti keberadaan Atlantik.
Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan struktur yang sangat besar, beberapa sebesar Menara Eiffel, terkubur di dalam lapisan es. Salah satu strukturnya terdiri dari campuran lumpur dan batu pasir.
Tetapi mereka yang membuat penemuan itu, para ilmuwan dari University of Brussels di Belgia dan Bavarian Academy of Science di Jerman mengatakan bahwa massa daratan sebenarnya adalah saluran air dan pegunungan sedimen di bawah lapisan es Antartika, dengan bintik-bintik yang lebih kecil menjadi awal dari yang lebih luas, yakni saluran air.
4. Atlantis Dihancurkan Meteor
Meskipun telah diberi label sebagai salah satu teori paling tidak masuk akal tentang kota Atlantis yang hilang, beberapa orang berpendapat bahwa kota kuno tersebut bisa saja dihancurkan oleh meteor.
Dalam serial dokumenter Netflix, Ancient Apocalypses, penulis dan presenter Inggris Graham Hancock mengklaim Atlantis telah musnah oleh tsunami dan banjir besar yang disebabkan oleh hantaman meteor.
Acara tersebut mengklaim bahwa orang-orang yang selamat dari peradaban maju pindah ke negeri lain tempat mereka mengajar matematika, arsitektur, dan pertanian. Teori ini telah banyak dikritik oleh para arkeolog, dan banyak yang mengkritik Hancock karena menampilkan 'fakta alternatif' sekadar untuk hiburan.
Hancock juga menegaskan, seperti yang dia lakukan selama bertahun-tahun dalam bukunya, para arkeolog telah menghabiskan waktu untuk mencoba menutupi gagasan tersebut. Flint Dibble, seorang arkeolog di University of Cardiff, mengatakan kepada The Conservation, "Hancock sangat agresif melawan komunitas arkeologi."
"Saya terkejut betapa agresifnya ini. Salah satu hal yang saya ingin tahu adalah apakah mereka secara aktif mencoba untuk menarik massa pada teori konspirasi," ujarnya.
Namun ITN, yang memproduseri acara tersebut, membela diri bahwa acara tersebut telah tiga kali diperiksa oleh tim fakta dengan sumber-sumber alternatif.
5. Atlantis Tidak Pernah Ada
Terlepas dari semua teori yang menarik, sebagian besar ilmuwan dan sejarawan sampai pada kesimpulan bahwa Atlantis mungkin tidak pernah ada.
Banyak yang percaya bahwa karya Plato adalah fiksi dan dibuat untuk mendukung argumen moralnya. Di luar dialog Plato, tidak ada catatan tertulis tentang Atlantis, meskipun ada sejumlah catatan tertulis tentang hal-hal lain yang bertahan dari zaman Yunani Kuno.
Bahkan dengan kemajuan oseanografi dan teknologi yang dapat melakukan pemetaan dasar laut, tidak ada jejak kota tenggelam yang ditemukan di wilayah yang diduga tempat Atlantis.
Pada 2001, salah satu akademisi terkemuka dunia dalam mitologi kuno Alan F Alford, mengatakan bahwa Atlantis adalah mitos yang diciptakan oleh Plato.
"Di balik kisah itu terletak satu rahasia kesederhanaan yang menakjubkan: yaitu bahwa meskipun Atlantis adalah surga yang hilang, itu bukanlah kota, pulau, atau benua yang hilang, tetapi planet yang hilang dari zaman keemasan sebelumnya," ujarnya.
Menurutnya, hilangnya Atlantis dimaksudkan untuk menandakan peristiwa yang sangat mendalam, yakni bencana alam dari semua bencana yang mengganggu alam semesta pada permulaan sepanjang masa. "Plato adalah satu-satunya otoritas dalam kisah Atlantis dan mengabaikan apa yang dia katakan berarti mengarang mitos baru sendiri," sebutnya.