Keberadaan bloodworm atau cacing darah bukanlah sebuah karangan cerita, melainkan spesies yang sungguhan ada di dunia. Sekilas, hewan dengan rata-rata panjang tubuh 35cm ini tampak tidak berbahaya dan seperti cacing pada umumnya. Namun gigi mereka yang tajam dan berbahan logam akan langsung mengubah persepsi tersebut.
Para pencari umpan dan pemancing adalah yang paling sering menjadi korban gigitan cacing darah. Laporan dari orang-orang yang pernah digigit cacing dengan genus Glycera ini cukup memberikan gambaran bahwa mereka adalah makhluk yang patut diwaspadai.
Seperti dikutip dari IFL Science, cacing darah dapat menggigit bagian luar tubuh mangsanya dan menyuntikkan racun untuk melumpuhkannya. Bahkan, diperkirakan bahwa gigi mereka yang berbahan tembaga dapat mempercepat waktu yang dibutuhkan racun untuk masuk ke dalam tubuh mangsa dan bertindak sebagai katalisator untuk reaksi kimia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan tentang gigitan cacing darah terhadap manusia memang relatif jarang ditemukan dalam literatur. Namun studi kasus tahun 2022 di publikasi ilmiah Toxins menceritakan tentang gejala keracunan yang dialami oleh seorang ahli ekologi kelautan yang digigit saat melakukan penelitian di lapangan.
"Dia menggambarkan gigitan itu awalnya terasa seperti 'sengatan lebah' dengan rasa sakit, gatal, dan anestesi lokal di lokasi gigitan selama sekitar satu hari. Setelah itu, luka tusukan ditutup dan makula eritematosa berkembang di tempatnya," bunyi laporan tersebut.
"Pada hari ke 8, ia berkonsultasi dengan dokter karena jari yang terkena gigitan mengalami edema dan menunjukkan perubahan warna yang mengejutkan disertai bengkak yang terasa hangat namun tidak nyeri, terasa lunak namun muncul vesikel di tempat tancapan gigi," demikian laporan itu menjelaskan.
![]() |
Apakah reaksi terhadap gigitan didorong oleh racun, infeksi bakteri sekunder, atau kombinasi keduanya tidak diketahui secara pasti. Namun penulis penelitian mengatakan, diperlukan lebih banyak laporan tentang kasus gigitan jika kita ingin lebih memahami bagaimana dampak gigitan cacing darah pada tubuh manusia.
Cacing darah adalah sekelompok cacing polychaete, dan banyak ditemukan di lingkungan laut dangkal. Menariknya, rahang mereka terdiri dari 10% kristal tembaga dan sangat kuat sehingga satu set giginya bisa bertahan seumur hidupnya.
Material logam termasuk langka di dunia hewan. Hal ini terutama karena logam tidak mudah didapat dalam jumlah besar. Dalam kasus cacing darah, kemungkinan karena gaya hidupnya yang banyak terpapar sedimen, sehingga ia mampu menyerap banyak tembaga dari lingkungannya. Meski demikian masih belum diketahui secara pasti bagaimana hal itu dapat memungkinkan cacing darah mengolah endapan sedimen mengandung banyak logam ke rahangnya menjadi satu set gigi yang tajam dan berbahaya.
Sebuah studi tahun 2022 menyebutkan, paparan protein multifungsi berkontribusi membentuk gigi logam cacing darah dengan melakukan sejumlah peran penting yang mengesankan. Lebih mengesankan lagi adalah, komposisi gigi tembaga cacing darah ternyata cukup sederhana, yakni sebagian besar terdiri dari glisin dan sedikit histidin. Adapun gigi yang dihasilkan dari kandungan logam ini adalah satu set empat taring tembaga menakutkan yang digunakan untuk menggigit mangsa maupun berkelahi dengan lawan.
(rns/afr)