Di Queensland, Australia, sedang heboh pembunuhan buaya dengan cara dimutilasi secara sadis. Aparat setempat pun intensif menggelar penyelidikan karena buaya merupakan hewan yang dilindungi di sana.
Dalam kasus terbaru, seekor buaya betina ditemukan tinggal kepala dan tulang belakangnya di sungai Daintree. Sebelumnya pada pertengahan April di dekat lokasi itu, ditemukan buaya jantan sudah dipenggal kepalanya.
Department of Environment and Science (DES) menyatakan tengah menginvestigasi kasus itu dan mencari petunjuk apakah kedua pembunuhan buaya berkaitan. David White, pemandu turis yang melaporkan kasus terbaru merasa ngilu dengan kondisi buaya itu.
"Tidak ada banyak lagi yang tersisa. Kepalanya masih cukup baik kondisinya, tapi ia diiris-iris seperti ikan. Orang pikir aku gila karena emosional pada buaya, tapi mereka binatang dengan sifat yang berbeda-beda. Ini sungguh menyedihkan," katanya.
Terlebih, ia mengetahui buaya itu yang diberi nama Lizzi. Diestimasi berusia 40 tahun, Lizzi dikenal baik oleh para pemandu wisatawan setempat. Pembunuhan buaya adalah ilegal di Australia dan dicemaskan dapat mengganggu keseimbangan alam.
"Seekor buaya berusia 40 tahun adalah bagian penting dari ekologi di sana dan dia banyak bertelur untuk menjaga populasi. Dia adalah bagian yang sangat penting dari lingkungannya," tutur Lindsay Delzoppo, direktur DES.
Mengenai hukumannya, pelaku yang dinyatakan bersalah dengan sengaja melukai atau membunuh buaya di Queensland menghadapi denda maksimal 32 ribu dolar Australia. DES berharap siapa pun yang memiliki informasi tentang insiden atau orang yang memiliki bagian tubuh buaya untuk menghubungi polisi.
"Jika seseorang tiba-tiba punya tengkorak buaya atau potongan buaya lainnya di lemari es atau di halaman belakang mereka, jika orang melihat sesuatu seperti itu di sekitar, kami ingin mereka segera menelepon kami," kata Delzoppo.
Simak Video "Video: Ada Buaya di Tambak Bandeng, Agus di Sidoarjo Terancam Gagal Panen"
(fyk/afr)