Akhirnya Coldplay bakal manggung di Indonesia. Band asal London, Inggris ini akan menggelar tur "Music of the Spheres" di Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023. Para penggemar pun riuh menyambutnya. Ada satu hal yang luput dan patut jadi teladan, yakni bagaimana Coldplay berupaya agar konsernya ramah lingkungan.
Coldplay memang dikenal sangat memperhatikan isu lingkungan hidup dan berkelanjutan (sustainable). Konon, isu lingkungan ini yang membuat Coldplay enggan ke Indonesia beberapa tahun lalu, karena Indonesia dinilai tak serius mengatasi masalah lingkungan, seperti deforestasi.
Band beranggotakan Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, Will Champion, dan Phil Harvey ini dikenal aktif menyuarakan pentingnya mencegah krisis iklim melalui mitigasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di 2019, mereka menggemparkan publik dengan menangguhkan tur mereka. Coldplay mengumumkan tidak akan menggelar tur dunia hingga menemukan cara membuat konser yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pada 2022, Coldplay mengumumkan kabar akan kembali menggelar konser di berbagai negara dan berjanji bahwa konser mereka mengusung konsep yang ramah lingkungan.
"Kami sangat sadar planet ini mengalami krisis iklim, ini salah satu upaya kami, meski belum sempurna namun kami berkomitmen," demikian pernyataan Coldplay saat itu.
Kini di tahun 2022-2023, Coldplay kembali dengan sejumlah inisiatif keberlanjutan mereka yang terencana dan detail. Berbagai inisiatif mereka ini dapat dilihat di website resmi yang beralamat di https://sustainability.coldplay.com/.
Chris Martin dan timnya memberlakukan tiga prinsip keberlanjutan dalam tur 'Music of The Spheres':
- Reduce (mengurangi) dengan memangkas emisi CO2 hingga 50% dibandingkan dengan konser 2016-2017
- Reinvent (menciptakan), yakni mendukung penuh teknologi baru berbasis energi hijau
- Restore (mengembalikan), dengan membiayai proyek lingkungan yang bisa mengembalikan jejak karbon yang dihasilkan selama tur, antara lain melakukan penanaman pohon dan perawatan seumur hidup dengan jumlah 1 tiket = 1 pohon.
Untuk diketahui, mereka juga menjadi pendonor bagi organisasi lingkungan seperti Rainforest Foundation dan Global Citizen. Dalam konsernya, Coldplay berjanji sebisa mungkin menggunakan energi baru terbarukan atau energi yang lebih ramah seperti solar, biofuel dan kinetik guna menghindari energi fosil.
Coldplay mengemas inisiatif ramah lingkungannya ini dengan menarik, antara lain menggunakan kinetic dance floor, yakni lantai panggung yang bisa menghasilkan energi dari gerakan para personelnya.
![]() |
Pada beberapa tempat di stadion konser, Coldplay juga memasang sepeda statis penghasil energi listrik yang membantu memberi daya listrik untuk pertunjukan. Sejumlah fans pun ada yang diajak dalam aktivitas ini sehingga merasa dilibatkan langsung dalam mendukung misi sustainability idolanya.
![]() |
Mengutip situs Sustainability Coldplay, dijelaskan sejumlah inisiatif ramah lingkungan Coldplay lainnya yakni:
- Menggunakan material panggung yang rendah karbon dan dapat digunakan kembali
- Sampah organik selama tur akan didaur ulang dengan menyediakan tempat-tempat untuk meletakkan sampah yang bisa didaur ulang
- Gelang-gelang LED bercahaya yang dipakai oleh para penonton juga 100% compostable atau bisa terurai sempurna karena dari bahan dasar tumbuhan (plant based material)
- Penonton disarankan untuk membawa botol minum untuk mengurangi sampah
- Menggunakan confetti konser yang 100% biodegradable alias bisa terurai
- Selain mendukung penanaman pohon, tur konser Coldplay juga mendukung berbagai gerakan peduli dan pembersihan sampah di laut.
Nah, Coldplay memberi contoh bahwa hidup sustainable memang tidak bisa langsung sempurna. Namun kita bisa berkontribusi ikut menyelamatkan Bumi dengan memulai saja dulu dari yang kita bisa lakukan. Gimana? Fans Coldplay makin cinta sama band ini nggak?
(rns/fay)