Viral Fenomena Ekuinoks Disebut Rusak Organ Manusia, Ini Faktanya
Hide Ads

Eureka!

Viral Fenomena Ekuinoks Disebut Rusak Organ Manusia, Ini Faktanya

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 04 Apr 2023 15:06 WIB
Jakarta -

Puasa tahun ini berbarengan dengan fenomena ekuinoks vernal. Di media sosial beredar postingan, ekuinoks bisa menyebabkan kerusakan organ dalam manusia. Faktanya bagaimana?

Daripada detikers jadi menebak-nebak, Pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan kabar tersebut dalam acara 'Eureka! Edisi 15: Puasa Ekuinoks', Senin (3/4/2023). Katanya, ekuinoks vernal memang memiliki dampak tertentu pada daerah-daerah di seluruh dunia, salah satunya adalah peningkatan suhu.

"Karena sudut penyinaran yang hampir 90 derajat atau tegak lurus, radiasi yang diterima oleh permukaan Bumi khususnya di lintang rendah dan khatulistiwa menjadi lebih maksimum. Sehingga, suhu yang diterima juga maksimum," jabar Andi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, menjadi hoaks jika dikatakan efek yang dirasakan manusia menjadi sangat signifikan padahal efeknya tidak seheboh itu. Dia menegaskan kerusakan organ dalam adalah narasi yang menyesatkan.

"Itu narasi yang selama ini beredar, padahal itu bisa saya katakan menyesatkan, karena fakta yang terjadi tidak sepanas itu dan tidak seheboh itu. Meskipun ada beberapa kasus gelombang panas yang berbarengan dengan ekuinoks itu," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk ekuinoks vernal, dampak yang sering dikaitkan adalah kenaikan suhu, karena saat ekuinoks terjadi, sudut penyinarannya hampir tegak lurus. Bahkan, di garis khatulistiwa sendiri, sudutnya tepat tegak lurus, 90 derajat. Jika di wilayah tersebut minim awan, kemudian laju penguapannya sedikit, dan kelembapannya kurang, maka suhu yang diterima akan lebih panas dibandingkan hari-hari biasanya.

Andi pun menambahkan fakta menarik seputar ekuinoks dan kaitannya dengan kulminasi Indonesia. Kulminasi merupakan fenomena alam, di mana saat bumi mengitari matahari, sumbu rotasi bumi bergeser sekitar 23Β°. Matahari berada di titik tertingginya, di atas langit wilayah garis Khatulistiwa.

"Ekuinoks ini kan sebenarnya bagian dari kulminasi Indonesia yang sudah terjadi di 20 Februari itu diawali di wilayah paling selatan, yaitu Pulau Rote. Pulau Rote sudah mengalami duluan itu namanya kulminasi. Nanti terakhir tanggal 5 April, Sabang yang mengalami fenomena kulminasi paling terakhir," tandasnya.

(ask/fay)