Gunung berapi ibarat ventilasi Bumi yang melepaskan lava, batuan kecil atau uap ke permukaan. Selain ribuan gunung berapi di daratan, Bumi juga memiliki gunung berapi bawah laut. Dua gunung yang akan dibahas berikut, merupakan yang terbesar di dunia yang diketahui sejauh ini.
Apa Itu Gunung Berapi Bawah Laut?
Dikutip dari Discover Magazine, gunung berapi bawah laut atau bawah air adalah celah yang sebagian besar terkubur di bawah perairan Bumi tempat magma dapat meletus. Pada dasarnya, cara bekerja gunung berapi bawah laut hampir seluruhnya sama seperti gunung berapi yang ada di daratan.
Biasanya, gunung berapi bawah laut ditemukan di kedalaman laut dan samudra, sebagian besar di sepanjang Samudra Pasifik. Beberapa di antaranya juga dapat ditemukan di perairan dangkal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Gunung Api Bawah Laut Terbentuk?
Untuk memahami bagaimana gunung api bawah laut terbentuk, perlu dipahami bagaimana gunung api darat umumnya muncul. Mantel, inti, dan kerak luar adalah tiga lapisan yang membentuk Bumi. Komponen utama dalam pembentukan gunung berapi adalah mantel, yang terdiri dari batuan cair dan gas yang dikenal sebagai magma.
Di dalam kerak Bumi, terdapat daerah lemah, bukaan, atau retakan yang disebut garis patahan. Letusan gunung berapi sangat mungkin terjadi ketika mantel berada di bawah banyak tekanan, terutama di sepanjang garis patahan. Selama proses letusan ini, material cair yang ditemukan di dalam lapisan mantel permukaan Bumi akhirnya menemukan jalan keluar dari retakan tersebut sebagai lahar.
Nah, demikian juga halnya dengan gunung berapi bawah laut. Tidak banyak perbedaan antara pembentukan gunung api bawah laut dan pembentukan gunung api daratan. Bedanya, pada gunung berapi di daratan, lapisan mantel menumpahkan magma melalui retakan di permukaan Bumi, sedangkan pada gunung berapi bawah laut, itu terjadi di bawah air.
Selanjutnya: Gunung Api Bawah Laut Terbesar >>>
Gunung Api Bawah Laut Terbesar
Gunung berapi bawah laut lebih jarang diketahui dibandingkan gunung berapi terestrial (di daratan), karena gunung api bawah air tak dapat diamati secara langsung mengingat lokasinya berada ribuan meter di bawah permukaan laut.
Nyatanya, ada lebih banyak gunung api bawah laut dibandingkan gunung api terestrial, dan gunung-gunung di dasar laut ini adalah yang paling aktif di dunia. Namun jumlah gunung berapi bawah laut di dunia masih belum diketahui, dan para ahli percaya ada beberapa ribu yang tersebar di lautan Bumi. Berikut adalah dua gunung berapi bawah laut terbesar yang pernah tercatat.
![]() |
1. Tamu Massif
Saat ini, gunung berapi bawah laut terbesar yang pernah tercatat adalah Tamu Massif. Gunung berapi ini terletak di barat laut Samudra Pasifik sekitar 1.600 km timur Jepang.
Baca juga: 8 Gunung Api Bawah Laut di Indonesia |
Tamu Massif mencakup area seluas 553.000 kilometer persegi dan berada di sekitar 1.980 m di bawah laut. Gunung berapi bawah laut ini memiliki ketinggian yang mengesankan, yakni sekitar 4.460 meter.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperkirakan bahwa Tamu Massif terbentuk sekitar 145 juta tahun yang lalu, pada masa Jura Akhir (Late Jurassic) hingga Kapur Awal (Early Cretaceous).
Kata pertama dari nama gunung berapi tersebut merupakan kombinasi dari inisial Texas A&M University, tempat salah satu ilmuwan utama yang mempelajari gunung berapi tersebut, William Sager, bekerja sebagai profesor geologi.
Sedangkan kata terakhir dari nama gunung berapi itu diambil dari bahasa Prancis, yakni massif berarti masif atau besar, dan dalam geologi berarti sebagian besar kerak Bumi.
Belum diketahui kapan terakhir kali Tamu Massif meletus. Namun, para ahli percaya bahwa gunung berapi bawah laut itu mungkin tidak akan pernah meletus lagi. Garis Moho (penanda transisi batas antara kerak dan mantel Bumi), dapat ditemukan lebih dari 30 kilometer di bawah Tamu Massif.
![]() |
2. Gardner Pinnacles (Pūhāhonu)
Salah satu gunung berapi bawah laut terbesar di dunia lainnya adalah Gardner Pinnacles atau Pūhāhonu dalam bahasa Hawaii. Berbeda dengan Tamu Massif, sebagian dari gunung berapi ini dapat dilihat karena menyembul ke permukaan laut.
Gunung berapi ini terletak di Hawaii dan berdiri sekitar 52 meter di atas permukaan laut sementara dasarnya diyakini 4.267 meter dari dasar laut. Sebagian besar Pūhāhonu, yang pertama kali ditemukan sebagai gunung berapi pada tahun 1820, terletak di tempat yang sangat dalam, dan tinggi totalnya sama dengan lima menara Eiffel.
Kerak gunung berapi ini telah tenggelam beberapa ratus ribu kilometer sejak pertama kali terbentuk jutaan tahun yang lalu karena besarnya. Gunung berapi ini sebagian besar terendam air dan hanya sebagian kecil yang terlihat seperti kura-kura. Inilah yang membuatnya dinamakan Pūhāhonu dalam bahasa setempat, karena artinya adalah kura-kura yang naik untuk bernapas.
Seperti Tamu Massif, letusan terakhir Pūhāhonu tidak diketahui. Namun ketika masih aktif, magma Pūhāhonu telah diuji sekitar 1.700 derajat Celcius, menjadikannya magma terpanas yang pernah tercatat.
Apakah gunung berapi bawah laut ini akan meletus lagi atau tidak, perlu dicatat bahwa letusan gunung berapi bawah laut tidak memiliki efek yang sama dengan letusan gunung berapi di darat.
Baca juga: Rahasia Indonesia Punya Banyak Gunung Api |
Bergantung pada seberapa dekat dengan permukaan air, letusan gunung berapi bawah laut mungkin memiliki efek yang berbeda. Berat air yang ada di atasnya, berfungsi sebagai penutup tekanan jika semburan terjadi pada kedalaman yang ekstrem.
Namun, jika airnya dangkal, letusannya dapat memanaskan air dan menyebabkan uap, membunuh kehidupan laut dalam prosesnya. Selain itu, letusannya juga dapat menyebabkan abu naik ke atmosfer, menyebabkan kerusakan kesehatan lebih lanjut pada hewan, bahkan manusia.