Seekor kodok tebu (Rhinella marina) raksasa belum lama ini ditemukan di Queensland, Australia, dengan berat sekitar 2,7 kilogram. Langsung disuntik mati, spesies ini memang bikin kebingungan pemerintah dan warga Australia lantaran sudah menjadi hama berbahaya.
Padahal awalnya tidak demikian, kodok tebu yang rata-rata ukurannya memang besar ini dulu didatangkan ke Australia untuk tujuan baik. Ya, hewan ini tidak asli Australia. Mereka berasal dari Amerika Selatan dan Tengah.
Jadi pada tahun 1935, ratusan atau ada yang menyebutnya ribuan kodok tebu dibawa ke Queensland sebagai upaya untuk mengendalikan kumbang tebu yang merusak tanaman tebu. Akan tetapi hal itu malah menjadi malapetaka besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewan ini begitu cepat berkembang biak dan tak punya predator alami di Australia, terlebih kulitnya beracun. Tahun silam, diperkirakan ada lebih dari dua miliar kodok tebu yang hidup di empat negara bagian Australia dan mereka terus menyebar.
"Kodok tebu sangat beracun bagi spesies asli, sehingga tiap hewan yang coba memakan mereka kemungkinan besar akan mati. Masalah lain adalah kodok tebu nafsu makannya sangat besar, sehingga mereka memakan semua sumber makanan, tak ada yang tersedia untuk spesies asli kita," kata Emily Vincen, pakar spesies invasif.
"Begitulah cara mereka untuk memonopoli suatu daerah dan mengusir hewan asli," tambahnya seperti dikutip detikINET dari ABC.
Seekor kodok tebu betina dapat menghasilkan hingga 70.000 kecebong setiap tahun. Tidak seperti katak, anak kodok tebu berkembang sangat cepat.
"Mereka hanya jadi berudu selama 3 minggu, sedangkan katak butuh waktu hingga 2 bulan, sehingga mereka dapat menguasai suatu wilayah dengan amat cepat," jelas Emily.
Berbagai upaya pun coba dilakukan untuk meminimalisir populasi kodok tebu, misalnya event tahunan untuk menangkapnya yang melibatkan banyak orang. Kodok tebu ini kemudian akan dibunuh dengan prosedur yang ada.
"Kami membutuhkan warga Australia maju dan bekerja sama untuk menangkal kodok tebu dalam skala nasional. Semakin banyak orang terlibat, semakin besar dampak kita," kata situs web Watergum, organisasi lingkungan hidup.
"Jika Anda menemukan kodok tebu dewasa yang subur sebelum memiliki kesempatan berkembang biak, Anda mencegah datangnya generasi berikutnya, memberi kesempatan spesies asli merebut kembali habitatnya," tambah mereka.
(fyk/fyk)