Modul ketiga dan terakhir pembangun stasiun luar angkasa China, Mengtian, telah merapat dengan stasiun ruang angkasa Tiangong setelah diluncurkan pada hari Senin (31/10) dari roket Long March 5B di Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang.
Setelah delapan menit penerbangan, modul itu terpisah dari roket dan masuk ke orbit rendah Bumi sebelum berlabuh dengan stasiun luar angkasa, kata badan antariksa berawak China, CMSA. Modul ini awalnya tiba di port aksial di salah satu ujung modul Tianhe, tetapi akan diposisikan ulang saat berada di orbit melalui lengan robot ke port radial di samping.
Modul seberat 23 ton ini menyediakan lab kedua untuk stasiun luar angkasa dan dilengkapi dengan modul airlock kargo tersembunyi sehingga kargo dapat dibawa masuk dan keluar kabin dengan mudah. Di bagian luar airlock, pesawat ruang angkasa akan memiliki platform untuk eksperimen dengan lengan robot.
Modul ini juga memiliki pelepas untuk memproyeksikan satelit kubus ke luar angkasa dan panel surya fleksibel senilai 138 meter persegi. Jika digabungkan dengan modul Wentian, duo ini dijanjikan akan menghasilkan listrik sekitar 1.000 kilowatt jam per hari.
Dikutip dari Global Times, modul ini juga dilengkapi dengan 13 lemari muatan untuk eksperimen dalam gayaberat mikro dan fisika fluida, pembakaran dan material, termasuk menanam benih dan mempelajari bagaimana laba-laba membuat jaring, semuanya dalam gayaberat mikro. Kemudian ada jam atom dingin yang sangat akurat yakni jam hidrogen, jam rubidium, dan jam optik.
Tiangong dijadwalkan menerima teleskop ruang angkasa bernama Xuntian pada Desember 2023 agar bisa segera beroperasi penuh pada tahun 2024. Xuntian akan melakukan perjalanan dengan Tiangong dalam orbit yang sedikit berbeda dan memiliki kemampuan untuk berlabuh dengannya.
Stasiun luar angkasa milik China rencananya akan digunakan selama 10 tahun oleh tiga taikonaut (sebutan untuk astronaut China) sekaligus, tetapi masa pakainya dapat diperpanjang.
Menurut CMSA, Long March 5b mendapat peningkatan yang memungkinkannya masuk lebih akurat ke orbit. Namun, kemampuannya untuk mengontrol turunnya kembali ke Bumi tidak berubah.
Pada Mei 2021, pendaratan roket yang tidak terkendali secara bersamaan mengkhawatirkan penduduk dunia dan akhirnya jatuh di wilayah laut berjarak 45 km dari Maladewa.
Pada Agustus 2022, ia meninggalkan puing-puing di Asia Tenggara sebelum jatuh ke laut lepas Filipina setelah menempatkan Wentian ke orbit. Administrator NASA Bill Nelson mengeluarkan kata-kata keras atas kedua insiden tersebut dan meminta China untuk lebih transparan tentang jalur roket miliknya. Demikian dilansir dari The Register, Kamis (3/11/2022).
Simak Video "Video Lumba-lumba Sambut Kedatangan Astronaut NASA Saat Mendarat di Bumi"
(rns/fay)